Logo

Logo

Friday, September 01, 2006

Reformasi dan Teologi Reformed

Reading Paper

Judul buku : Seri Teologi Reformed
Reformasi dan Teologi Reformed
Pengarang : Pdt.DR.Stephen Tong
Diringkas oleh : Juliana

Bab I Sejarah Teologi Reformed

Martin Luther adalah anak seorang petani yang sangat miskin. Meski demikian, ia mewarisi pola kehidupan keluarga yang sangat berani. Berbagai peristiwa yang dialaminya seperti kematian orang-orang yang dekat dengannya membuatnya menjadi seseorang yang sangat serius terhadap iman kepercayaan. Martin Luther dipengaruhi oleh teolog besar Medieval, Wiliam of Ockham(1280-1349).
Masa medieval dilatarbelakangi dengan pemikiran Agustinus (354-430) yang berpengaruh besar pada abad 4 dan 5. Kemudian dilanjutkan dengan pemikiran Anselm(1033-1109) yang mempengaruhi sampai abad 11.Setelah itu mulailah perode medieval sampai abad 16, yang ditandai dengan dengan medieval theology, medieval philosophy, dan kebangunan filsafat Aristoteles pada abad 13, yaitu natural theology yang menyatakan bahwa manusia tak memerlukan berkat khusus dan karunia Roh Kudus untuk meyakini dan memikirkan bahwa keberadaan Allah adalah sesuatu yang logis.
Pada abad 15, Renaissance mencapai puncaknya dalam high-renaissance dan pemimpin gereja juga sedang membangun gedung gereja terbesar di dunia yaitu Basilea Santo Petrus di Vatikan, yang dirancang oleh Michelangelo, salah seorang tokoh high-renaissance di Italia, dan ketika sedang dibangun, pihak gereja mengalami kekurangan dana, sehingga gereja mulai menjual surat pengampunan dosa.
Keadaan ini membuat Martin Luther tak dapat menunggu lagi untuk melawan kerusakan gereja yang telah melawan Kitab Suci.Ia tak hanya melihat gejalanya saja tapi akar masalahnya yaitu aspek doktrin, yang menjadi dasar kehidupan bergereja.
Bab II Teologi Reformasi

1. Reformasi menyadari pentingnya anugerah Allah dan tidak bersandarkan jasa manusia.
2. Para reformator menekankan mengenai iman kepercayaan yang berarti penerimaan atas penerimaan. Maksudnya kita menerima sesuatu fakta bahwa Allah telah menerima kita yang tak patut diterima. Iman justru menerima apa yang Yesus kerjakan dan genapi untuk melayakkan kita.Hal ini menjadi dasar pemikiran reformasi.
3. Alkitab diwahyukan oleh Roh Kudus dan Alkitab harus dimengerti melalui iluminasi Roh Kudus agar kita dapat menafsirkannya dengan benar. Kita perlu menjaga keseimbangan pengertian Alkitab yang bersifat menyeluruh dan bersifat otentik yang terdapat pada dirinya sendiri.
Prinsip penting Teologi Reformasi yaitu:
1. Sola Gratia, hanya berdasarkan anugerah saja dan menolak segala jasa manusia.Tak ada kerjasama antara manusia dan Allah.
2. Sola Fide, hanya berdasarkan iman kepercayaan saja manusiaditerima oleh Tuhan dan dapat datang kepada Tuhan.
3. Sola Scriptura, hanya percaya kepada apa yang dikatakan Alkitab yang adalah Firman Tuhan.
4. Sola Christos, hanya bagi Kristus dan Kristus menjadi pusat seluruh Alkitab.
5. Soli Deo Gloria, segala kemuliaan hanya bagi Allah.
Perbedaan pandangan Luther dan Calvin yaitu:
1. Doktrin Allah, Luther memaparkan dua aspek mengenai Allah:
a. Allah yang dinyatakan kepada kita
b. Allah yang disembunyikan
Allah begitu besar dan ajaib sehingga ada bagian yang tersembunyi yang belum pernah diwahyukan kepada kita. Tapi ada kemungkinan seperti Agnostisisme,Allah tak mungkin diketahui.
Calvin menyatakan Allah adalah Allah yang dinamis yang berintervensi dalam sejarah manusia
2. Kristologi, Luther menekankan keseluruhan Oknum Kristus, Calvin dan Zwingli mementingkan perbedaan sifat Ilahi dan manusia Kristus.
3. Dokrin dosa, bagi Zwingli, dosa memerlukan Injil yang merupakan hukum Taurat yang baru. Lutheran mengutubkan dosa dan Injil. Dan bagi Calvin, Taurat diberikan bukan hanya secara negatif, memberikan kesadaran tentang dosa tapi justru menjadi cermin suatu kehidupan yang suci.
4. Dokrin Gereja,Lutheran menekankan gereja sebagai komunitas orang-orang suci, dan Calvin menekankan gereja sebagai komunitas orang-orang yang dipilih. Konsep mengenai kaum pilihan menegaskan mengenai rencana kekal Allah yang dinyatakan dalam proses sejarah, sedangkan konsep orang suci menegaskan suatu pengalaman yang dapat dinikmati.
Bab III Gereja Reformasi
Gereja yang tak kelihatan mencakup semua orang pilihan di sepanjang zaman dan di segala tempat, gereja yang kelihatan adalah gereja yang berada dalam ruang lingkup waktu dan tempat. Gereja yang kelihatan merupakan bagian dari gereja yang tak kelihatan.
Gereja Reformed yang ketat adalah gereja yang sangat ketat menjalankan disiplin yang sesuai dengan ajaran Alkitab. Gereja yang kelihatan selalu mungkin terdapat orang-orang yang tidak sejati Kekristenannya sehingga harus selalu menginstropeksi diri ( continuous instropection) dengan selalu menguji diri berdasarkan Firman Tuhan dan setia pada panggilanNya.
Bab IV Penentang Reformasi dan Tradisi Reformed
1. Gerakan Counter Reformation berasal dari Gereja Roma Katolik yang merupakan reaksi terhadap gerakan Reformasi.
Gerakan Reformasi segera mengalami masa penganiayaan yang muncul dari kesetiaan yang membabi buta. Kesetiaan kepada pusat yang didasarkan kepada anggapan bahwa keselamatan hanya terdapat dalam gereja Roma Katolik, sehingga segala gerakan yang melawan gereja Roma Katolik harus dimusnahkan. Pada waktu itu agama menyatakan kekejamannya yang kadang kala melebihi kekejaman orang yang belum beragama. Pihak kontra reformasi juga berusaha memperbaiki diri namun tak dalam prinsip doktrinal melainkan dalam hal moral.
a. Konta rerformasi yaitu Jesuit, didirikan pada tahun 1534 oleh Ignatius Loyola, enam tahun kemudian diresmikan dan diakui oleh Paus Paul III. Sistem latihannya dimulai pada umur 14 tahun tapi mereka juga menerima dari berbagai jenjang pendidikan dan usia. Setelah umur 16 tahun, mereka mulai dilatih liberal arts, dan umur 21 tahun baru naik ke tingkat yang lebih tinggi yaitu belajar teologi dan filsafat. Sistem pendidikan Jesuit dilakukan dengan ketat, setelah dididik pengetahuan umum barulah dididik dalam teologi selama kira-kira 6 tahun. Kemudian mereka baru diterima menjadi anggota Jesuit.
Langkah yang menjadikan mereka sukses adalah menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan yaitu menghancurkan reformasi. Namun meskipun Jesuit memiliki kekuatan yang luar biasa, lambat laun mengalami kemunduran karena sikap menghalalkan segala cara. Muncul kasus pembunuhan dan kebohongan dengan dalih demi Paus dan Roma Katolik.Akhirnya Paus menutup sekolah itu.
b. Konsili Trent (1545-1563) diadakan sebagai tanggapan Roma Katolik atas Reformasi yang diadakan selama 18 tahun untuk menentukan masa depan Roma Katolik setelah Reformasi.
* Dalam konsili ini mereka menetapkan untuk menentang gerakan Reformasi dengan menyusun strategi dan perencanaan yang matang.
** Mereka menetapkan kembali doktrin-doktrin yang sesuai dengan kepercayaan mereka semula
*** Mereka menegaskan kembali penerimaan segala tradisi yang telah diterima oleh gereja Roma Katolik dan menerima terjemahan Vulgate sebagai Kitab Suci.
2. Gerakan Radical Reformation berasal dari orang-orang yang menentang Gereja Roma Katolik namun juga tak setuju dengan Reformasi karena merasa bahwa gerakan Reformasi kurang berani dan tuntas dalam melawan Gereja Roma Katolik. Oleh Paul Tillich (1886-1965) disebut sebagai sekterianisme.
Mereka tak setuju karena:
a. Mereka menganggap orang Reformasi kurang tuntas melawan Katolik.
b. Mereka sangat menekankan persekutuan dengan Kristus secara alegoris dan mistik.
c. Ada yang sangat mementingkan apokaluptik yaitu hal-hal yang berkenaan dengan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali.
d. Mereka tak mementingkan organisasi dan administrasi.
e. Mereka menolak babtisan anak-anak.
Bab V Calvinisme dan Armenianisme
Pada tahun 1603 di Belanda muncul seorang profesor di Leiden bernama Jacobus Arminius. Ia menganggap pandangan Calvin mengenai doktrin pilihan sangat sempit dan salah. Ia berusaha menentang bersama-sama dengan pendeta-pendeta yang setuju denganya. Tindakan ini mengakibatkan suatu gerakan teologi dalam sejarah yang disebut remonstrants, sehingga diadakan pertemuan sinode di Dort yang menegaskan kembali doktrin keselamatan dan doktrin Allah yang dinyatakan sebagai TULIP
1. Total Depravity
2. Unconditional Election
3. Limited Atonement
4. Irresistible Grace
5. Perseverance of the Saints

Total Depravity, manusia telah rusak total namun tak rusak mutlak yaitu masih dapat melakukan kebajikan relatif.
Unconditional Election. Allah yang memilih kita terlebih dulu tanpa syarat yang dimiliki manusia.
Limited Atonement, Kristus datang untuk menebus kaum pilihan.
Irresistible Grace, gerakan Roh Kudus tak dapat ditolak dalam internal calling.
Perseverance of the Saints, setelah kita percaya kita tak langsung diangkat ke dalam surga namun harus memberitakan Injil.
Exkursus : Teologi Reformasi dan Relevansinya Bagi Gereja Masa Kini
PENDAHULUAN
Teologia Reformed merupakan sesuatu gerakan pengertian firman Tuhan yang berdasarkan hati nurani yang murni dan perasaan tanggung jawab yang sungguh-sungguh kepada Tuhan. Para Reformator adalah orang-orang jujur yang mau kembali setia kepada Allah dan mereka juga mau mempengaruhi gereja agar kembali setia kepada Allah. Mereka tidak menegakkan doktrin yang baru, melainkan menjelaskan doktrin yang dari kekal sampai kekal tidak berubah berdasarkan firman Tuhan yang diwahyukan dalam Kitab Suci. kekristenan juga membawa kita sebagai anak-anak Tuhan yang setia menjalankan tugas kehidupan di dalam dunia ini untuk mempunyai perasaan tanggung-jawab kultural dan sosial. Dengan demikian di mana teologi Reformed berada, daerah itu menerima pengaruh kebenaran di dalam semua aspek kebudayaan.
Selain kembali kepada ajaran Kitab Suci dan hidup bertanggung jawab dan memberi pengaruh kebudayaan, Calvin juga mementingkan:
· Kedaulatan Allah di dalam seluruh dunia, khususnya di dalam Tubuh Kristus,
· hanya berdasarkan iman saja manusia dibenarkan.
Itulah sebabnya sejak Reformasi, 470 tahun lebih yang lalu, kita melihat pengaruh Teologi Reformed sangat menonjol, seperti:
1. Di mana pengajaran Reformed disebarkan di sana penghargaan terhadap kehormatan atau martabat manusia tidak terlepas dari gerakannya.
2. Aliran Lutheran dan Calvinis juga berpengaruh di bidang sastra, bahasa maupun musik. Ini merupakan suatu kontribusi yang penting. Boleh dikatakan bahwa pengaruh ini telah meluas dan mencapai segala bidang, seperti yang dikatakan oleh Abraham Kuyper bahwa tidak ada satu inci pun di dalam bidang hidup manusia yang Kristus tidak ada takhtanya.
TEOLOGIA REFORMASI DI TENGAH-TENGAH KONTEKS BERGEREJA DI INDONESIA
Pada dewasa ini sebagian dari pemimpin-pemimpin gereja Reformed sudah terlalu menyimpang dan jauh dari ajaran Reformed yang asli. Misalnya mereka tidak lagi memegang prinsip-prinsip dari jaman Reformasi, termasuk sola scriptura, sola gratia, sola fide dan sebagainya sehingga orang-orang gereja Protestan sudah dipengaruhi oleh teologia kontemporer yang menamakan dirinya tetap bertradisi Reformed tetapi yang sebenarnya sudah banyak menyimpang.
PERKEMBANGAN MANDAT KULTURAL DAN SOSIAL DALAM TRADISI REFORMASI
Teologia Reformed mempunyai satu ciri khas selain memberitakan Injil sebagai mandat utama juga ada mandat kultural yang harus kita kerjakan sehingga ini memungkinkan orang Kristen menjadi terang di dalam segala bidang kehidupan.
MISI DAN PEKABARAN INJIL DALAM TRADISI REFORMASI
Sepanjang sejarah penginjilan terlihat Reformasilah yang mengembalikan Kekristenan kepada Injil yang paling murni dengan pemberitaan, kepercayaan dan dasar teologi yang tidak berkompromi. Dan di mana gereja Protestan berada di sana banyak orang kembali kepada Tuhan sehingga boleh dikatakan bahwa gereja Protestan mempunyai jiwa injili yang luar biasa. Namun fakta juga menunjukkan banyak gereja Reformed sesudah melalui suatu jangka waktu mereka lupa akan anugerah Tuhan atau menginterpretasikannya secara tidak benar. Kita mengambil contoh: karena segala sesuatu berdasarkan anugerah maka kalau berdosapun akan diampuni dan lain sebagainya. Ini mengakibatkan etika dan moral gereja-gereja Protestan itu tidak ditekankan. Dengan perkataan lain kesalah-pengertian ini telah mengakibatkan banyak orang Kristen hidup tak sesuai dengan ajaran kepercayaannya. Hal ini tentu sangat disesalkan dan menyedihkan.
Itulah sebabnya juga setelah 150 tahun dari gerakan Reformasi Martin Luther, gerakan Pietisme berusaha merubah kesulitan-kesulitan yang timbul. Di Indonesia banyak orang Kristen di daerah Protestan yang sangat tidak mementingkan hidup sesuai dengan panggilan sebagai saksi Kristus di dalam dunia ini. Salah satu sebab lainnya adalah karena di dalam gerakan Reformed, Protestan sangat mementingkan penanaman dan penyebaran gereja, maka banyak yang menjadi anggota gereja tanpa mempunyai pengalaman sendiri bergumul untuk bertobat, menerima Kristus secara pribadi dan lain sebagainya. Karena di dalam gereja Protestan umumnya orang mempercayai akan perjanjian keluarga sehingga seisi keluarga menjadi orang Kristen, maka amat mungkin sebagian dari anak- anak yang dibaptiskan itu belum atau tidak mengalami pertobatan pribadi. Dapat dikatakan inilah letak titik kelemahan jiwa atau semangat penginjilan dalam gereja-gereja bertradisi Reformed.
ANTARA PROTESTANTISME DAN KAPITALISME
Menurut Max Webber, kapitalisme semakin menonjol sesudah Protestantisme timbul. Tetapi kita harus mengetahui dan memisahkan hal ini dengan jelas. Sebelum terjadi Reformasi, Kapitalisme sudah ada. Kapitalisme merupakan semacam gejala masyarakat yang konsisten semenjak permulaan sejarah sampai akhir jaman. Tetapi mengapakah kapitalisme dianggap menonjol sesudah Reformasi timbul, khususnya Calvinisme? Ini adalah karena ajaran penatalayanan (stewardship) yaitu manusia adalah juru kunci di hadapan Allah yang harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu termasuk kesehatan, waktu, uang, bakat dan seluruh karunia yang diberikan-Nya. Ajaran ini menyebabkan semua orang Kristen harus baik- baik memakai waktunya untuk bekerja. Uang yang mereka dapatkan tidak boleh dihamburkan untuk berjudi, bermabuk-mabukan, berzinah dan sebagainya sehingga dengan penghematan sedemikian mereka justru menyimpan uang lebih banyak lagi. Uang yang banyak ini ditambah dengan rasa tanggungjawab terhadap Tuhan mengakibatkan mereka tidak secara sembarangan mempergunakannya. Maka mereka menanam modal dan bekerja lagi sampai mendapatkan uang (kapital) yang lebih besar lagi. Jadi kita tidak bisa tidak mengakui bahwa karena konsep bekerja keras, penghematan dan rasa tanggungjawab kepada Tuhan telah mengakibatkan dimana Protestantisme sejati berada di sana pasti ada kekayaan yang lebih besar dibandingkan masyarakat yang bukan Protestan. Tetapi karena sesudah negara-negara kapitalis menjadi kaya, lalu mereka berusaha meminjamkan uang kepada negara-negara miskin, maka secara tidak langsung ini menimbulkan penindasan antara manusia dengan manusia melalui penerimaan suku bunga dan sebagainya. Semuanya ini merupakan suatu hal yang tak bisa dihindarkan. Namun sekalipun demikian, kita harus membedakan antara Kapitalisme dengan prinsip Kekristenan. Banyak negara meskipun mayoritas penduduknya Kristen tetapi tidak menjalankan prinsip Kekristenan karena pemerintahan di sana dipegang oleh orang-orang yang tidak setia kepada Kekristenan yang sejati.
MEMPERTAHANKAN TRADISI REFORMASI DALAM KONTEKS GEREJA KONTEMPORER MASA KINI
Kita harus membagi teologia dan aplikasinya secara jelas. Teologia berarti pengertian manusia secara ilmiah akan Allah, sedangkan aplikasinya yaitu bagaimana menyatakan iman kita dan fungsi iman di dalam hidup sehari-hari. Teologia Reformed mengajarkan tentang Allah Tritunggal, Kristus adalah Mediator satu-satunya, Roh Kudus adalah diri-Nya Allah, dan Alkitab adalah firman Tuhan yang diwahyukan serta gereja adalah orang-orang Kristen yang ditebus oleh Tuhan, juga melalui pertobatan dan diperanakkan pula manusia menjadi anak-anak Allah dan lain sebagainya.
Dalam katekismus Heidelberg dikatakan bahwa gereja yang benar dan sejati harus mengajarkan kebenaran firman Tuhan dengan benar dan ketat, lalu menjalankan sakramen dengan benar serta melaksanakan disiplin gereja dengan benar pula. Selain itu gereja harus memberitakan Injil demi menjamin kelangsungan dan kesehatan pertumbuhan gereja secara konsisten.
Apa yang seharusnya gereja bina pada masa kini?
1. Membenahi doktrin-doktrin kepercayaannya sehingga berakar dengan mengetahui siapa, apa dan mengapa kita percaya.
2. Pengajaran tentang hidup bertanggung jawab kepada Allah menurut etika yang sesuai dengan ajaran Alkitab yakni memancarkan sifat ilahi di bidang moral kepada sesama manusia.
3. Membenahi akan makna hidup dan pelayanan. Sebagaimana kita adalah orang-orang Kristen maka kita harus hidup dan melayani orang lain sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab.
4. Kita harus berusaha membina orang Kristen untuk memuliakan Tuhan di bidang- bidang yang berbeda dalam masyarakat luas.
5. Bagaimana gereja mendorong pelebaran pekabaran Injil di dalam melaksanakan tugas Amanat Agung.

Kesimpulan
Teologia Reformed merupakan sesuatu gerakan pengertian firman Tuhan yang berdasarkan hati nurani yang murni dan perasaan tanggung jawab yang sungguh-sungguh kepada Tuhan. Teologia Reformed mengajarkan tentang Allah Tritunggal, Kristus adalah Mediator satu-satunya, Roh Kudus adalah diri-Nya Allah, dan Alkitab adalah firman Tuhan yang diwahyukan serta gereja adalah orang-orang Kristen yang ditebus oleh Tuhan, juga melalui pertobatan dan diperanakkan pula manusia menjadi anak-anak Allah dan lain sebagainya.
Kita harus meyakini prinsip penting Teologi Reformasi yaitu:
1. Sola Gratia, hanya berdasarkan anugerah saja dan menolak segala jasa manusia.Tak ada kerjasama antara manusia dan Allah.
2. Sola Fide, hanya berdasarkan iman kepercayaan saja manusiaditerima oleh Tuhan dan dapat datang kepada Tuhan.
3. Sola Scriptura, hanya percaya kepada apa yang dikatakan Alkitab yang adalah Firman Tuhan.
4. Sola Christos, hanya bagi Kristus dan Kristus menjadi pusat seluruh Alkitab.
5. Soli Deo Gloria, segala kemuliaan hanya bagi Allah.

No comments: