Logo

Logo

Monday, March 19, 2007

Paradise Lost - Buku Kesebelas

Paradise Lost - Terjemahan oleh Adot

BUKU 11

KISAH
Sang Anak Allah mempersembahkan kepada BapaNya Doa Doa Orangtua pertama kita yang sekarang bertobat, dan menengahi bagi mereka: Allah menerima mereka, namun menyatakan bahwa mereka tidak bisa lebih lama lagi tinggal di Firdaus; mengirim Mikhael dengan sekelompok Kerubim untuk mengusir mereka; namun pertama tama untuk mengungkapkan pada Adam hal hal di masa depan: Turun datangnya Mikhael. Adam menunjukkan kepada Hawa beberapa tanda tanda menakutkan; ia mengenali kedatangan Mikhael, pergi keluar untuk menemuinya: sang Malaikat menyatakan kepergian mereka. Ratapan Hawa. Adam memohon, namun tunduk: Sang Malaikat membawanya naik ke suatu Bukit yang tinggi, meletakkan dihadapannya dalam penglihatan apa yang akan terjadi hingga Banjir.

Demikianlah mereka dalam penderitaan paling rendah berdiri bertobat
Sambil berdoa, sebab dari tahta Kasih diatas
Karunia yang tidak dimintakan turun telah menyingkirkan
Batu dari hati mereka, dan membuat daging baru
Malah dihasilkan kembali tumbuh, keluh kesah tersebut sekarang dinafaskan [ 5 ]
Tak terucapkan, sementara Roh doa
Diilhami, dan dipersayap menuju Sorga dengan penerbangan lebih cepat
Daripada Oratorio ternyaring: namun sikap mereka
Bukan akan pelamar yang rendah, tidak juga kurang penting
Tampaknya Permohonan mereka, daripada ketika Pasangan kuno tersebut [ 10 ]
Dalam Dongeng Dongeng tua, yang masih kurang kuno daripada mereka ini,
Deucalion dan Pyrrha yang murni untuk memulihkan
Umat Manusia yang ditenggelamkan, dihadapan Tempat Pemujaan
Themis berdiri taat. Kepada Sorga doa doa mereka
Terbang naik, tidak juga kehilangan jalan, oleh angin angin dengki [ 15 ]
Dihembuskan berkelana atau menjadi tawar: masuk mereka lewat
Tanpa dapat diukut melalui pintu pintu Sorgawi; lalu berpakaian
Dengan kemenyan, dimana Mezbah Emas berasap,
Oleh Penengah agung mereka, muncul dalam pandangan
Dihadapan Tahta Bapa: Mereka oleh Anak yang senang [ 20 ]
Dipersembahkan, demikian untuk menengahi memulai.
Lihatlah Bapa, buah buah pertama apa di Bumi yang tumbuh
Dari KaruniaMu yang ditanamkan dalam Manusia, Keluh Kesah ini
Dan Doa Doa, yang dalam Pembakaran Emas ini, bercampur
Dengan Kemenyan, Aku sebagai ImamMu dihadapanMu membawakannya, [ 25 ]
Buah Buah yang lebih menyenangkan baunya dari benihMu
Yang ditabur dengan pertobatan dalam harinya, daripada semua itu
Yang oleh tangannya sendiri yang memupuki segala Pepohonan
Dari Firdaus boleh menghasilkannya, sebelum jatuh
Dari ketidakberdosaan. Maka sekarang condongkanlah telingaMu [ 30 ]
Kepada permohonan, dengarlah keluh kesahnya walau bisu;
Tanpa berkeahlian dengan kata kata apa untuk berdoa, biarlah Aku
Menyampaikannya baginya, Aku sebagai Pembelanya
Dan pembayaran, segala pekerjaannya atasku
Baik atau tidak baik dicangkokkan, KepantasanKu untuk semua itu [ 35 ]
Akan menyempurnakannya, dan untuk ini KematianKu akan membayarnya.
Terimalah Aku, dan dalamKu dari semua ini menerima
Harumnya damai pada Umat Manusia, biarlah ia hidup
DihadapanMu didamaikan, setidaknya hari harinya
Telah terhitung, walau menyedihkan, hingga Maut, hukumannya (yang Aku [ 40 ]
Untuk meringankan memohon demikian, bukan untuk membalikkannya)
Kepada hidup yang lebih baik akan menyerahkannya, dimana bersamaKu
Semua yang Kutebus akan berdiam dalam sukacita dan bahagia,
Dibuat menjadi satu denganKu sama seperti Aku denganMu adalah satu.
KepadaNya sang Bapa, tanpa Awan, tenteram. [ 45 ]
Segala permintaanMu untuk Manusia, diterima ya Anak,
Didapatkan, segala permintaanMu telah menjadi TitahKu:
Namun lebih lama lagi di Firdaus untuk berdiam,
Hukum yang telah Kuberikan pada Alam melarangkannya:
Zat Zat Dasar abadi yang murni tersebut yang mengenal [ 50 ]
Tiada kecemaran, tiada campuran busuk yang tidak selaras,
Menolaknya yang telah kotor sekarang, dan membersihkannya keluar
Sebagai suatu kecemaran, kotor pada udara yang sama kotornya,
Dan makanan maut, sebagaimana boleh menyediakannya terbaik
Bagi pemusnahan yang dihasilkan oleh Dosa, yang pertama kali [ 55 ]
Mencemarkan segala sesuatu, dan akan yang tidak cemar
Dicemari. Aku pada mulanya dengan dua hadiah indah itu
Menciptakannya diberikan, dengan Kebahagiaan
Dan Keabadian: yang terhilang dengan bodohnya,
Yang lain ini hanya melayani untuk mengabadikan celaka; [ 60 ]
Hingga Kusediakan Maut; agar Maut menjadi
Kesembuhan akhir baginya, dan setelah Kehidupan
Yang dicobai dalam penganiayaan tajam, dan dimurnikan
Oleh Iman dan pekerjaan iman, kepada Hidup yang kedua,
Dibangunkan dalam pembaharuan orang orang benar, [ 65 ]
Menyerahkannya naik dengan Langit dan Bumi yang diperbaharui kembali.
Namun mari kita memanggil kepada Sinode seluruh yang Diberkati
Melalui batas batas Sorga yang lebar; dari mereka tidak akan Kusembunyikan
PenghakimanKu, bagaimana dengan Umat Manusia Aku bertindak,
Sebagaimana dengan Malaikat Malaikat berdosa baru baru saja mereka lihat; [ 70 ]
Dan dalam keadaan mereka, walau teguh, berdiri lebih diteguhkan.
Dia mengakhiri, dan Sang Anak memberi tanda tinggi
Kepada Pelayan terang yang menonton, ia meniup
Sangkakalanya, terdengar di Horeb sejak mungkin
Ketika Allah turun, dan mungkin sekali lagi [ 75 ]
Untuk dibunyikan pada Kiamat bersama. Ledakan Malaikat tersebut
Memenuhi segala Wilayah: dari Taman Taman berbahagia mereka
Akan Teduhan Amaranth, Mata Air atau Pancaran Air,
Dekat sungai sungai Kehidupan, dimana sebelumnya mereka duduk
Dalam persekutuan sukacita: Anak Anak Terang [ 80 ]
Bergegas, memilih kepada Panggilan agung,
Dan mengambil Tempat Duduk mereka; hingga dari Tahta agung tertinggiNya
Sang Mahakuasa demikian menyatakan Kehendak berdaulatNya.
Oh Anak Anak, Manusia telah menjadi seperti salah satu dari kita
Mengenal yang Baik dan yang Jahat, sejak kecapannya [ 85 ]
Akan Buah terlarang itu; namun biarlah ia menyombong
Pengetahuannya akan yang Baik terhilang, dan yang Jahat didapatkan,
Lebih bahagia, telah mencukupinya untuk mengenal
Kebaikan sendiri saja, dan Kejahatan tidak sama sekali.
Ia berduka sekarang, bertobat, dan berdoa menyesal, [ 90 ]
Penggerakanku dalam dirinya, lebih lama daripada mereka bergerak,
Hatinya kukenali, betapa berubah ubah dan sia sia
Dibiarkan pada dirinya sendiri. Maka agar jangan tangannya sekarang lebih lantang
Menjangkau juga Pohon Kehidupan, dan makan,
Dan hidup selamanya, mengimpikan setidaknya untuk hidup [ 95 ]
Selamanya, untuk mengusirnya Kutitahkan,
Dan mengirimnya dari Taman keluar untuk Mengusahakan
Tanah darimana ia diambil, tanah yang lebih sesuai.
Mikhael, suruhanKu ini engkau ditugaskan,
Ambillah kepadamu dari antara Kerubim [ 100 ]
Pilihanmu akan Prajurit Prajurit berapi api, agar jangan sang Penjahat
Atau demi Manusia, atau untuk memasuki
Kepemilikan kosong hendak membangkitkan suatu masalah baru:
Bergegaslah engkau, dan dari Firdaus milik Allah
Tanpa penyesalan usir Pasangan berdosa tersebut, [ 105 ]
Dari tanah yang dikuduskan mereka yang najis, dan nyatakan
Pada mereka dan Keturunan mereka sejak saat ini
Pengasingan terus menerus. Namun agar jangan mereka lemah lesu
Oleh Keputusan sedih yang didorongkan dengan kuat,
Sebab Aku melihat mereka dilembutkan dan dengan air mata [ 110 ]
Meratapi pengusiran mereka, sembunyikan segala ketakutan.
Jika dengan sabar suruhanmu mereka patuhi,
Lepaskan mereka bukan tanpa dihiburkan; ungkapkan
Kepada Adam apa yang akan datang di hari hari masa depan,
Sebab Aku akan menerangimu, campurkan [ 115 ]
PerjanjianKu yang dalam keturunan wanita itu diperbaharui;
Maka kirimlah mereka keluar, walau berduka, namun dalam damai:
Dan di sisi Timur dari tempat Taman itu,
Dimana jalan masuk naik dari Eden paling mudah dipanjat,
Penjagaan Kerubim, dan suatu Pedang nyala api [ 120 ]
Melambai lambai lebar, segala pendekatan dari jauh ditakutkan,
Dan jaga segala jalan masuk menuju Pohon Kehidupan:
Agar jangan Firdaus menjadi suatu tempat terbukti
Bagi Roh Roh keji, dan segala PepohonanKu sebagai mangsa mereka,
Yang dengan Buah dicurinya sekali lagi menyesatkan Manusia. [ 125 ]
Dia mengakhiri; dan sang Kuasa Penghulu Malaikat bersiap
Untuk turun tangkas, dan bersamanya Kumpulan terang
Kerubim yang berjaga; empat wajah masing masing
Dimiliki, bagaikan Janus ganda, seluruh wujud mereka
Ditaburi dengan mata yang lebih banyak daripada semua itu [ 130 ]
Milik Argus, dan lebih berjaga daripada bisa dilelapkan,
Ditawan dengan Suling Arkadia, Galah Penggembalaan
Hermes, atau Gada pengobatannya. Sementara itu
Untuk menyalami kembali Dunia dengan Terang suci
Leucothea terjaga, dan dengan embun embun segar mengolesi [ 135 ]
Bumi, ketika Adam dan Ibu pertama Hawa
Sekarang telah mengakhiri Doa Pagi mereka, dan menemukan,
Kekuatan ditambahkan dari atas, harapan baru bangkit
Keluar dari keputusasaan, sukacita, namun masih terhubung dengan ketakutan;
Yang demikian kepada Hawa kata katanya yang disambut diperbaharui. [ 140 ]
Hawa, dengan mudah boleh diakui Iman, bahwa segala
Kebaikan yang kita nikmati, dari Sorga turun;
Namun bahwa dari kita ada yang boleh naik ke Sorga
Begitu penting hingga diperhatikan oleh pikiran
Allah Yang diberkati tinggi, atau untuk mencondongkan kehendakNya, [ 145 ]
Sulit dipercaya tampaknya; namun Doa kehendak ini,
Atau satu kesah pendek nafas manusia, dibawa naik
Bahkan hingga Tahta Allah. Sebab sejak kucari
Dengan Doa untuk menentramkan KeAllahan yang termurkakan,
Berlutut dan dihadapanNya merendahkan seluruh hatiku, [ 150 ]
Kukira aku melihatNya rela ditenangkan dan lembut,
Mencondongkan telingaNya; keyakinan dalamku tumbuh
Bahwa aku didengar dengan perkenan; damai kembali
Ke rumah dalam hatiku, dan pada ingatanku
JanjiNya, bahwa Keturunanmu akan meremukkan Seteru kita; [ 155 ]
Yang saat itu tidak diperhatikan dalam kesusahan kita, namun sekarang
Meyakinkanku bahwa kepahitan maut
Telah lewat, dan kita akan hidup. Maka Salam kepadamu,
Hawa yang dinamai sepatutnya, Ibu Umat Manusia,
Ibu dari segala yang bernyawa, sebab melaluimu [ 160 ]
Manusia hidup, dan segala sesuatu hidup untuk Manusia.
Kepadanya demikian Hawa dengan sikap sedih lembut.
Tidak pantas aku akan gelar sedemikian berpunya
Padaku sang pelanggar, yang bagimu ditetapkan
Sebagai penolong, malah menjadi penjeratmu; bagiku hardikan [ 165 ]
Sepantasnya berpunya, ketidakpercayaan dan segala hinaan:
Namun tidak terbatas dalam pengampunan Hakimku,
Sehingga aku yang pertama membawa Maut pada semua, dikaruniakan
Sebagai sumber hidup; selanjutnya diperkenan engkau,
Yang dengan demikian tinggi menggelariku dengan dijamin, [ 170 ]
Yang pantas mendapat nama yang jauh lain. Namun Tanah
Untuk kerja keras memanggil kita sekarang dengan keringat ditanggungkan,
Walau setelah Malam tanpa tidur; sebab lihatlah Pagi Hari,
Seluruhnya tanpa mempedulikan kesusahan kita, memulai
Jalan memerahnya dengan tersenyum; mari kita pergi, [ 175 ]
Aku tiada pernah dari sisimu sejak ini berkeliaran,
Dimana pekerjaan harian kita terletak, walau sekarang diperintahkan
Bekerja keras, hingga hari terbenam; sementara disini kita tinggal,
Apa yang boleh menyusahkan di Jalan Jalan menyenangkan ini?
Disini biarlah kita hidup, walau dalam keadaan jatuh, dengan puas. [ 180 ]
Demikian katanya, demikian berharap Hawa jauh lebih rendah hati, namun Takdir
Tidak menuruti; Alam pertama kali memberi Tanda Tanda, ditampakkan
Atas Burung, Hewan, Udara, Udara tiba tiba menggelap
Sesudah mekar singkat Pagi Hari; dekat dalam pandangan perempuan itu
Burung Jove, menukik dari puncak udaranya, [ 185 ]
Dua Burung dengan bulu paling semarak dihadapan laki laki itu terbang:
Turun dari suatu Bukit seekor Hewan yang memerintah di Hutan Hutan,
Pemburu pertama saat itu, mengejar seekor brace lembut,
Yang terbaik dari seluruh Hutan, Hart and Hinde;
Langsung menuju Gerbang Timur diarahkan pelarian mereka. [ 190 ]
Adam mengamati, dan dengan Matanya pengejaran tersebut
Dikejarnya, bukan tanpa tergerak kepada Hawa demikian berkata.
Oh Hawa, suatu perubahan yang lebih jauh sudah dekat menunggu kita,
Yang Sorga melalui tanda tanda bisu ini di Alam menunjukkannya
Pendahulu dari tujuannya, atau untuk memperingatkan [ 195 ]
Kita yang mungkin terlalu yakin akan lepasnya kita
Dari hukuman, sebab terlepas dari kematian
Selama beberapa hari; berapa lama, dan apa hingga saat itu hidup kita,
Siapa mengetahui, atau lebih dari ini, bahwa kita adalah debu,
Dan kesana harus kembali dan menjadi tiada lagi. [ 200 ]
Mengapa lagi sasaran ganda ini dalam pandangan kita
Pelarian yang dikejar di Udara dan diatas tanah
Satu arah pada jam yang sama persis? Mengapakah di Timur
Kegelapan sebelum jalur tengah Hari, dan terang Pagi
Lebih timur di Awan Barat disana yang menarik [ 205 ]
Melalui Cakrawala yang dihembuskan suatu putih yang terang benderang,
Dan perlahan turun, dengan sesuatu yang sorgawi dibawa.
Ia tidak salah, sebab saat itu Kumpulan sorgawi tersebut
Turun dari suatu Zamrud mendarat sekarang
Di Firdaus, dan diatas suatu Bukit berhenti, [ 210 ]
Suatu Penampakan yang mulia, jikalau tidak keraguan
Dan ketakutan daging pada hari itu memburamkan mata Adam.
Tidak lebih mulia juga itu, ketika Para Malaikat menemui
Yakub di Mahanaim, dimana ia melihat
Dataran tersebut Dikemahi dengan Penjaga Penjaga terangnya; [ 215 ]
Tidak juga itu yang diatas Gunung berapi muncul
Di Dothan, tertutup oleh suatu Perkemahan Api,
Melawan Raja Siria, yang untuk mengejutkan
Satu orang, bagai Pembunuh telah melancarkan Perang,
Perang tanpa dinyatakan. Sang Petinggi Kepenguasaan [ 220 ]
Dalam barisan terang mereka, disana meninggalkan Kuasa Kuasanya untuk menahan
Kepemilikan atas Taman tersebut; ia sendirian,
Untuk menemukan dimana Adam berlindung, mengambil jalannya,
Bukan tanpa diperhatikan oleh Adam, yang kepada Hawa,
Sementara sang Pengunjung agung mendekat, berkata demikian. [ 225 ]
Hawa, sekarang nantikanlah kabar kabar besar, yang mungkin
Mengenai kita akan segera ditentukan, atau menetapkan
Hukum Hukum baru untuk dipatuhi; sebab kutandai
Dari Awan berkilat disana yang menudungi Bukit itu
Salah satu dari Balatentara sorgawi, dan oleh Pembawaannya [ 230 ]
Bukan dari yang terkecil, seorang Pembesar agung
Atau salah satu dari Tahta Tahta diatas, Keagungan sedemikian
Diberikan padanya yang datang? Namun tidak mengerikan,
Sehingga aku harus takut, tidak juga ramah bergaul,
Seperti Rafael, sehingga aku sebaiknya bercerita banyak, [ 235 ]
Namun khusyuk dan agung, yang untuk tidak menyinggungnya,
Dengan hormat harus kutemui, dan engkau undurlah.
Ia mengakhiri; dan sang Penghulu Malaikat segera maju mendekat,
Bukan dalam wujudnya Sorgawi, namun sebagai Manusia
Mewujud untuk menemui Manusia; diatas Tangan bercahayanya [ 240 ]
Suatu Baju ketentaraan ungu mengalir
Lebih hidup daripada Meliboea, atau kain
Sarra, yang dipakai oleh Raja Raja dan Pahlawan zaman dulu
Pada masa Gencatan; Iris telah merendamkan kainnya;
Ketopong berbintangnya terbuka menunjukkan puncak kekuatannya [ 245 ]
Dalam Kejantanan Dewasa dimana Keremajaan berakhir; di sisinya
Bagaikan dalam suatu Zodiak kemilau bergantung Pedang,
Kengerian menakutkan bagi Setan, dan di tangannya Tombak.
Adam membungkuk rendah, ia Rajani dari Martabatnya
Tidak mengangguk, namun kedatangannya demikian dinyatakan. [ 250 ]
Adam, suruhan agung Sorga tidak memerlukan Pendahuluan:
Cukuplah bahwa Doa Doamu didengar, dan Maut,
Saat itu seharusnya atas keputusan ketika engkau telah melanggar,
Dikalahkan akan penawanannya selama banyak hari
Yang diberikan untukmu oleh Karunia, agar dalamnya engkau boleh bertobat, [ 255 ]
Dan satu tindakan jahat dengan banyak perbuatan yang dilakukan dengan baik
Boleh menutupinya: baiklah agar kemudian Tuhanmu ditentramkan
Menebusmu sepenuhnya dari tuntutan Maut yang lapar;
Namun lebih lama lagi di Firdaus ini untuk berdiam
Tidak diizinkan; untuk mengusirmu aku telah datang, [ 260 ]
Dan mengirimmu dari Taman keluar untuk mengusahakan
Tanah darimana engkau diambil, Tanah yang lebih sesuai.
Ia tidak menambahkan, sebab Adam oleh kabar tersebut
Terpukul hatinya dengan cengkraman dingin duka berdiri,
Yang mengikat segala inderanya; Hawa, yang tidak terlihat [ 265 ]
Namun telah mendengar semuanya, dengan ratap terdengar
Segera mengetahui tempat pengundurannya.
Oh pukulan yang tidak disangka, lebih buruk dari Maut!
Haruskah aku demikian meninggalkanmu Firdaus? Demikian meninggalkan
Engkau Tanah Asal, Jalan Jalan dan Naungan Naungan bahagia ini, [ 270 ]
Tempat bermain pantas bagi Para illah? Dimana aku telah berharap menghabiskan,
Diam walaupun sedih, sisa sejak dari hari itu
Yang haruslah mematikan bagi kami berdua. Oh bunga bungaan,
Yang tidak akan pernah di Cuaca lain tumbuh,
Kunjungan awalku, dan akhirku [ 275 ]
Pada Sore Hari, yang kupelihara tumbuh dengan tangan lembut
Dari kuncup yang pertama mekar, dan memberi kalian Nama,
Siapa yang sekarang akan mengarahkan kalian ke Matahari, atau menyusun
Suku Suku kalian, dan mengairi dari Mata Air ambrosia?
Engkau terakhir Taman perkawinan, olehku dihiasi [ 280 ]
Dengan apapun yang kepada pandangan atau penciuman manis adanya; darimu
Bagaimana aku akan berpisah, dan kemana berkelana turun
Kedalam suatu Dunia yang lebih rendah, menuju kegelapan
Dan liar, bagaimana kami akan bernafas di Udara lain
Kurang murni, yang terbiasa pada Buah Buahan abadi? [ 285 ]
Kepadanya demikian sang Malaikat menyela lembut.
Jangan meratap Hawa, namun dengan sabar lepaskanlah
Apa yang dengan adil telah hilang bagimu; jangan juga mengarahkan hatimu,
Yang demikian terlalu menyenangi, pada apa yang bukan kepunyaanmu;
Kepergianmu tidak sendirian, bersamamu pergi [ 290 ]
Suamimu, engkau terikat untuk mengikutinya;
Dimana ia tinggal, anggaplah disana sebagai tanah asalmu.
Adam oleh ini dari kelembapan tiba tiba yang dingin itu
Pulih kembali, dan nafas nafasnya yang terserak kembali,
Kepada Mikhael demikian kata kata rendah hatinya ditujukan. [ 295 ]
Sorgawi, apakah diantara Tahta Tahta, atau dinamai
Diantara mereka yang Tertinggi, sebab wujud sedemikian boleh tampaknya
Penguasa diatas Penguasa Penguasa, dengan lembut telah kausampaikan
Pesanmu, yang kalau tidak demikian boleh menyampaikan luka,
Dan dalam melakukannya mengakhiri kami; hal apapun lagi [ 300 ]
Akan duka dan kekecewaan dan keputusasaan
Yang boleh ditanggung kerapuhan kami, kabarmu membawakannya,
Kepergian dari tempat berbahagia ini, kemanisan
Tempat kami, dan satu satunya penghiburan tersisa
Yang akrab bagi mata kami, segala tempat lain [ 305 ]
Tidak ramah tampaknya dan tertinggalkan,
Tidak mengenal kami tidak juga dikenal: dan jika melalui doa
Tanpa henti hentinya aku boleh berharap mengubah kehendak
Dia Yang sanggup akan segala sesuatu, aku tidak akan berhenti
MelelahkanNya dengan seruan seruan rajinku: [ 310 ]
Namun doa melawan Titah mutlakNya
Tidak lebih berhasil daripada nafas melawan angin,
Dihembuskan dengan panas kembali padanya yang menghembuskannya keluar:
Maka kepada suruhan agung ini aku tunduk.
Ini yang paling menghajarku, bahwa dengan pergi dari tempat ini, [ 315 ]
Seperti dari wajahNya aku akan disembunyikan, terputus
Dari wajahNya yang diberkati; disini aku boleh mengunjungi,
Dengan penyembahan, tempat demi tempat dimana Dia menjaminkan
Hadirat Ilahi, dan kepada Anak Anakku menceritakan;
Diatas Gunung ini Dia muncul, dibawah Pohon ini [ 320 ]
Berdiri tampak, diantara Pepohonan Pinus ini suaraNya
Kudengar, disini bersamaNya di Mata Air ini berbicara:
Begitu banyak Mezbah Mezbah penuh syukur akan kudirikan
Dari Bongkahan berumput, dan menumpuk setiap Batu
Yang berkilau dari sungai, dalam peringatan, [ 325 ]
Atau tempat peringatan kepada Segala Zaman, dan disana
Mempersembahkan Getah berbau manis dan Buah Buahan dan Bunga Bungaan:
Disana di Dunia bawah dimana akan kucari
Wujud terangNya, atau menjejaki langkah kakiNya?
Sebab walaupun aku lari dariNya Yang marah, namun mengingat [ 330 ]
Hidup yang diperpanjang dan Umat yang dijanjikan, aku sekarang
Dengan senang memandang walau hanya pinggiran terjauh
KemuliaanNya, dan dari jauh memuja langkah langkahNya.
Kepadanya demikian Mikhael dengan tanggapan ramah.
Adam, engkau mengetahui Sorga kepunyaanNya, dan seluruh Bumi. [ 335 ]
Bukan Batu ini saja; KemahahadiranNya memenuhi
Daratan, Lautan, dan Udara, dan segala jenis yang bernyawa,
Dirawat oleh kuasa nyataNya dan dihangatkan:
Seluruh Bumi diberikanNya padamu untuk dimiliki dan dikuasai,
Bukan hadiah yang patut dihina; maka janganlah menganggap [ 340 ]
HadiratNya kepada batas batas sempit ini dibatasi
Akan Firdaus atau Eden: ini telah menjadi
Mungkin Kedudukan Ibukotamu, darimana telah menyebar
Seluruh keturunan, dan telah kesini datang
Dari seluruh ujung Bumi, untuk merayakan [ 345 ]
Dan menghormati engkau Leluhur agung mereka.
Namun ketermukaan ini hilang bagimu, dibawa turun
Untuk berdiam atas tanah setara dengan Anak Anakmu:
Namun jangan meragukan bahwa di Lembah dan di Dataran
Allah ada seperti disini, dan akan ditemui serupa [ 350 ]
Hadir, dan akan hadiratNya banyak tanda
Tetap mengikutimu, tetap mengelilingmu disekeliling
Dengan kebaikan dan Kasih kebapaan, WajahNya
Tampak, dan akan langkah langkahNya suatu jalur Ilahi.
Yang agar engkau boleh percaya, dan diteguhkan [ 355 ]
Sebelum engkau dari sini pergi, ketahuilah bahwa aku dikirim
Untuk menunjukkanmu apa yang akan datang di hari hari masa depan
Terhadap engkau dan Keturunanmu; yang baik dengan yang buruk
Nantikanlah untuk didengar, Karunia sorgawi beradu
Dengan keberdosaan Manusia; dari sana untuk belajar [ 360 ]
Kesabaran sejati, dan untuk menempa sukacita dengan ketakutan
Dan duka yang taat, dengan sama diresapkan
Oleh kesederhanaan untuk menanggungkan kedua keadaan tersebut,
Makmur maupun susah: demikianlah engkau akan menjalani
Dengan teraman hidupmu, dan terbaik dipersiapkan menanggung [ 365 ]
Jalan kematianmu ketika ia datang. Naikilah
Bukit ini; biarlah Hawa (sebab aku telah melelapkan matanya)
Disini tertidur dibawah sementara engkau pada penglihatan kedepan terjaga,
Sebagaimana engkau dulu tertidur, sementara ia kepada hidup dibentuk.
Kepadanya demikian Adam dengan bersyukur menjawab. [ 370 ]
Naiklah, aku mengikutimu, Penuntun aman, jalannya
Kau memimpinku, dan kepada tangan Sorga aku tunduk,
Betapa menghajarnyapun, kepada pukulan memalingkan
Dadaku tanpa pertahanan, dengan mempersenjatai diri untuk mengalahkan
Dengan penderitaan, dan mendapatkan istirahat dimenangkan dari kerja keras, [ 375 ]
Jika demikian boleh kudapatkan. Maka keduanya naik
Dalam Penglihatan Allah: Ia adalah suatu Bukit
Di Firdaus yang tertinggi, dari puncaknya
Setengah Lingkar Bumi dalan Pandangan terjelas
Terbentang kepada jangkauan terluas pandangan letaknya. [ 380 ]
Tidak lebih tinggi Bukit itu tidak juga lebih luas pandangan sekelilingnya,
Dimana untuk alasan berbeda sang Pencoba meletakkan
Adam kedua kita di Padang Belantara,
Untuk menunjukkan kepadaNya seluruh Kerajaan Bumi dan Kemuliaan mereka.
MataNya boleh disana memandang dimanapun berdiri [ 385 ]
Kota dengan Kemahsyuran kuno maupun baru, Kedudukan
Kemaharajaan paling perkasa, dari Dinding Dinding ditakdirkan
Kambalu, kedudukan Khan Orang Orang Kathay
Dan Samarkand dekat Oxus, Tahta Temir,
Hingga Paquin milik Raja Raja China, dan darisana [ 390 ]
Menuju Agra dan Lahor milik Mogul agung
Turun ke Chersones keemasan, atau dimana
Orang Orang Persia di Ekbatana duduk, atau sejak
Di Hispahan, atau dimana sang Ksar Rusia
Di Mosko, atau sang Sultan di Bizans, [ 395 ]
Yang lahir di Turkestan; tidak bisa juga tidak matanya memandang
Kemaharajaan Negus hingga ke Pelabuhan terujungnya
Ercoco dan Raja Raja yang kurang Bahari
Mombaza, dan Quiloa, dan Melindi,
Dan Sofala yang dikira sebagai Ophir, menuju Wilayah [ 400 ]
Kongo, dan Angola terjauh ke Selatan;
Atau darisana dari Sungai Niger menuju Gunung Atlas
Kerajaan Kerajaan Almansor, Fez dan Sus,
Maroko dan Aljier, dan Tremisen;
Di Eropa darisana, dan dimana Roma akan menaklukkan [ 405 ]
Dunia: dalam Roh mungkin ia juga melihat
Mexiko yang kaya kedudukan Motezume,
Dan Cusco di Peru, kedudukan yang lebih kaya
Milik Atabalipa, dan yang masih belum terjarah
Guiana, yang Kota besarnya oleh Anak Anak Geryon [ 410 ]
Dinamai El Dorado: namun pada pandangan yang lebih mulia
Mikhael dari mata Adam menyingkirkan Lapisan
Yang Buah palsu itu yang menjanjikan pandangan lebih jelas
Telah menghasilkannya; lalu dibersihkan dengan Euphrasie dan Rue
Syaraf penglihatannya, sebab banyak yang harus dilihatnya; [ 415 ]
Dan dari Air Kehidupan meneteskan tiga tetes.
Begitu dalam kuasa Bahan Bahan ini menusuk,
Bahkan hingga kepada kedudukan terdalam pandangan pikiran,
Sehingga Adam sekarang terpaksa menutup matanya,
Tertunduk jatuh dan seluruh Rohnya menjadi tertawan: [ 420 ]
Namun ia oleh sang Malaikat lembut dengan tangan
Segera dibangkitkan, dan demikian memanggil kembali perhatiannya.
Adam, sekarang bukalah matamu, dan pertama lihatlah
Akibat yang oleh kejahatan pertamamu telah menghasilkannya
Dalam beberapa yang akan keluar darimu, yang tidak pernah menyentuh [ 425 ]
Pohon terlarang itu, tidak juga dengan sang Ular bersekutu,
Tidak juga berdosa dosamu, namun dari dosa itu menurunkan
Kejahatan untuk menghasilkan keluar lebih banyak perbuatan perbuatan kekerasan.
Matanya dibukanya, dan melihat suatu ladang,
Sebagian dapat diolah dan ditanami, diatasnya ada Ikat Ikat [ 430 ]
Yang baru dituai, bagian lain jalan jalan bagi domba dan kawanan kawanan;
Ditengah tengah suatu Mezbah sebagai tanda Tanah berdiri
Pedesaan, di tempat berumput; kesana segera
Seorang Penuai berkeringat dari Panennya membawa
Buah Buah Sulung, Bulir hijau, dan Ikat kuning, [ 435 ]
Tanpa dipilih, sebagaimana tiba di tangannya; seorang Gembala selanjutnya
Lebih lemah lembut datang dengan Anak Anak Sulung dari Kawanan Ternaknya
Terpilih dan terbaik; lalu mengorbankan, meletakkan
Bagian Bagian Dalam dan Lemak mereka, dengan Kemenyan ditaburi,
Diatas Kayu yang dibelah, dan segala Upacara seharusnya dilakukan. [ 440 ]
Korbannya segera Api berkenan dari Sorga
Menelannya dengan jilatan tangkas, dan uap berterimakasih;
Yang lainnya tidak, sebab korbannya tidak tulus;
Karenanya dalam dirinya ia mengamuk, dan saat mereka berbicara,
Memukulnya di Tengah Kepalanya dengan sebuah batu [ 445 ]
Yang menghajarkan hidup keluar; ia jatuh, dan pucat mematikan
Mengerangkan Jiwanya keluar dengan darah tercurah diresapkan.
Oleh pandangan itu Adam dalam hatinya amat
Sedih, dan demikian bergegas kepada sang Malaikat berseru.
Oh Guru, suatu kejahatan besar telah menimpa [ 450 ]
Orang yang lemah lembut itu, yang telah memberi korban dengan baik;
Apakah Ketaatan dan Kesetiaan tulus demikian dibayar?
Kepadanya demikian Mikhael, ia juga tergerak, menjawab.
Kedua ini adalah Saudara, Adam, dan akan datang
Keluar dari perutmu; yang jahat telah membunuh yang benar, [ 455 ]
Karena dengki bahwa Korban Saudaranya mendapati
Penerimaan dari Sorga; namun Kejadian berdarah itu
Akan dibalaskan, dan Iman yang lainnya itu diterima
Tidak akan kehilangan upah, walau disini engkau melihatnya mati,
Berguling dalam debu dan darah. Kepadanya Bapa kita. [ 460 ]
Sayang, baik untuk perbuatan tersebut dan penyebabnya!
Namun sekarang telahkah kulihat Maut? Inikah caranya
Aku harus kembali kepada debu asal? Oh pandangan
Kengerian, keji dan buruk untuk dipandang,
Menakutkan untuk dipikirkan, betapa mengerikan untuk dirasakan! [ 465 ]
Kepadanya demikian Mikhael. Maut telah kaulihat
Dalam wujud pertamanya atas manusia; namun banyak wujud
Maut, dan banyak jalan jalan yang menuju
Kepada Gua kelamnya, semuanya mengerikan; namun bagi indera
Lebih mengerikan jalan masuknya daripada didalamnya. [ 470 ]
Beberapa, sebagaimana kaulihat, oleh pukulan kekerasan akan mati,
Oleh Api, Air, Kelaparan, oleh Kerakusan lebih banyak lagi
Akan Daging maupun Minuman, yang diatas Bumi akan membawa
Penyakit penyakit menakutkan, akannya suatu kumpulan buruk
Dihadapanmu akan muncul; agar engkau boleh mengetahui [ 475 ]
Sengsara apa oleh ketamakan Hawa
Akan membawakannya atas manusia. Segera suatu tempat
Dihadapan matanya muncul, menyedihkan, bising, gelap,
Sebuah rumah Kusta tampaknya, didalamnya dibaringkan
Sejumlah orang yang semuanya berpenyakit, segala kesakitan [ 480 ]
Akan kekejangan mengerikan, atau siksaan menggoncang, degupan degupan
Kesengsaraan dari kesakitan hati, segala jenis demam,
Goncangan, Ayan, Katarak ganas,
Batu Usus dan Bisul, degupan degupan Empedu,
Liar Kerasukan Setan, Tekanan Jiwa yang pahit [ 485 ]
Dan kegilaan disebabkan Bulan, Lumpuh membelenggu
Mencacatkan dan Wabah menghancurkan segalanya,
Dropsy, dan Asma, dan Rematik yang menghajar Sendi.
Menakutkanlah golekan, dalam erangan, keputusasaan
Paling sibuk mendatangi yang sakit dari Tempat Tidur ke Tempat Tidur; [ 490 ]
Dan diatas mereka berkemenangan Maut dengan Anak Panahnya
Digoyangkan, namun menunda untuk menghajar, walau sering dipanggil
Dengan sumpah, sebagai kebaikan utama mereka, dan harapan terakhir.
Pemandangan begitu cacat hati dari Batu apa yang sanggup lama
Memandang dengan mata kering? Adam tidak sanggup, namun meratap, [ 495 ]
Walau bukan lahir dari Perempuan; belas kasihan menundukkan
Sifat Terjantannya, dan menyerahkannya pada airmata
Selama suatu masa, hingga pikiran pikiran lebih teguh menahan luapan,
Dan hampir memulihkan kata kata memperbaharui keluhannya.
Oh Umat Manusia yang sengsara, kepada kejatuhan apa [ 500 ]
Direndahkan, kepada keadaan sengsara apa diserahkan!
Lebih baik berakhir disini tanpa terlahir. Mengapakah hidup diberikan
Untuk demikian dirampas dari kami? Malah mengapakah
Disodorkan kepada kami demikian? Yang jikalau kami tahu
Apa yang kami terima, akan tidak menerima [ 505 ]
Hidup yang ditawarkan, atau segera memohon untuk menyerahkannya,
Senang untuk dilepaskan dalam damai. Bisakah demikian
Gambar dan Rupa Allah dalam manusia yang diciptakan dulunya
Begitu baik dan tegak, walau bersalah sejak itu,
Kepada penderitaan penderitaan yang begitu buruk direndahkan [ 510 ]
Dibawah kesakitan kesakitan tidak manusiawi? Mengapakah tidak Manusia,
Yang masih menyimpan keserupaan Ilahi
Dalam sebagian, dari kerusakan sedemikian bebas,
Dan demi Gambar dan Rupa Penciptanya dikecualikan?
Gambar dan Rupa Pencipta mereka, jawab Mikhael, telah [ 515 ]
Meninggalkan mereka, ketika mereka menghinakan diri sendiri
Untuk melayani hawa nafsu yang tidak terkendali, dan mengambil
Gambar dan RupaNya yang mereka layani, sebagai suatu sifat jahat hewani,
Dibujukkan terutama kepada dosa Hawa.
Maka begitu rendah penghukuman mereka, [ 520 ]
Merusakkan bukan keserupaan Allah, namun milik mereka sendiri,
Atau jikalau keserupaanNya, oleh mereka sendiri dihinakan
Sementara mereka menyimpangkan aturan aturan sehat Alam yang murni
Kepada sakit penyakit sengsara, sepantasnyalah, sebab mereka
Tidak menghormati Gambar dan Rupa Allah dalam diri mereka sendiri. [ 525 ]
Aku berserah adil adanya, kata Adam, dan tunduk.
Namun tiadakah jalan lain, selain
Jalan jalan menyakitkan ini, bagaimana kami boleh datang
Kepada Maut, dan bercampur dengan debu sekodrat kami?
Ada, kata Mikhael, jikalau engkau mematuhi dengan baik [ 530 ]
Aturan tidak terlalu banyak, oleh kesederhanaan diajari
Dalam apa yang engkau makan dan minum, mencari dari sana
Makanan sepantasnya, bukan kesenangan tamak,
Hingga banyak tahun keatas kepalamu kembali:
Demikian engkau boleh hidup, hingga bagai Buah matang engkau jatuh [ 535 ]
Kedalam pangkuan Ibumu, atau dengan nyaman
Dikumpulkan, bukan dipetik dengan kasar, untuk kematian matang:
Inilah usia tua; namun engkau haruslah hidup melebihi
Kemudaanmu, kekuatanmu, keindahanmu, yang akan berubah
Menjadi lemah layu dan kelabu; segala Inderamu saat itu [ 540 ]
Lamban, segala kecapan kesenangan harus kaulepaskan,
Kepada apa yang kaupunyai, dan gantinya Nafas kemudaan
Penuh harapan dan keceriaan, dalam darahmu akan memerintah
Suatu kelembapan murung akan dingin dan kering
Untuk memberatkan semangatmu turun, dan akhirnya menelan [ 545 ]
Obat Kehidupan. Kepadanya Leluhur kita.
Sejak saat ini aku tidak melarikan diri dari Maut, tidak juga akan memperpanjang
Hidup lebih banyak lagi, malah lebih berkehendak bagaimana aku boleh berhenti
Terindah dan termudah perubahan memberatkan ini,
Yang harus kualami hingga hariku yang ditetapkan [ 550 ]
Untuk menyerahkan nyawa, dan dengan sabar mengikuti
Pemusnahanku. Mikhael menjawab,
Jangan mencintai Hidupmu, jangan juga membenci; namun apa yang kauhidupi
Hiduplah dengan baik, seberapa panjang atau pendek seizin Sorga:
Dan sekarang bersiaplah engkau untuk suatu penglihatan lain. [ 555 ]
Ia memandang dan melihat suatu Dataran yang amat luas, diatasnya
Terdapat Kemah Kemah beragam warna; dekat beberapa ada kawanan kawanan
Ternak merumput: yang lainnya, darimana ada suara
Alat Alat yang menghasilkan dentingan merdu
Terdengar, Kecapi dan Organ; dan siapa yang menggerakkan [ 560 ]
Katup dan senar mereka pun terlihat: sentuhan tangkasnya
Hidup melalui segala perbandingan rendah dan tinggi
Melesat dan melintas mengejar susunan musik yang bernada.
Di bagian lain berdiri seseorang yang di Penempaan
Bekerja keras, dua bongkahan besar Besi dan Perunggu [ 565 ]
Telah dicairkannya (apakah didapatkan dimana api tanpa disengaja
Telah menghanguskan hutan hutanan di Gunung atau di Lembah,
Turun hingga ke nadi nadi Bumi, dari sana meluncur panas
Kedalam suatu mulut Gua, atau apakah terlanda oleh aliran air
Dari bawah tanah) Logam cair tersebut dituangnya [ 570 ]
Kedalam cetakan cetakan sesuai yang telah dipersiapkan; yang darinya dibentuknya
Pertama tama Alat Alatnya sendiri; lalu, apa lagi yang boleh dihasilkan
Cetakan ataupun terukir pada lempengan. Sesudah mereka ini,
Namun di sisi sini suatu jenis berbeda
Dari Bukit Bukit yang bertetangga, yang adalah Kedudukan mereka, [ 575 ]
Turun menuju Dataran mereka turun: oleh penampilan mereka
Bagai orang orang benar tampaknya mereka, dan seluruh pelajaran mereka berniat
Untuk menyembah Allah dengan benar, dan mengetahui karya karyaNya
Tanpa disembunyikan, tidak juga hal hal terakhir itu yang boleh mempertahankan
Kebebasan dan Damai bagi manusia: mereka diatas Dataran [ 580 ]
Belum lama berjalan, ketika dari Kemah Kemah tersebut lihatlah
Segerombolan Perempuan Perempuan elok, semarak penuh kaya
Dalam Batu Batu Permata dan pakaian liar; kepada Kecapi mereka menyanyikan
Lagu Lagu Singkat cinta yang lembut, dan dalam tarian terus datang:
Para Laki Laki itu walau khusyuk, melihat mereka, dan melepas mata mereka [ 585 ]
Berkeliaran tanpa kendali, hingga dalam Jaring cinta
Dengan cepat terjerat, mereka menyukai, dan masing masing memilih yang disukai;
Dan sekarang akan cinta mereka berpuas hingga Bintang Timur
Pembawa Cinta muncul; lalu semuanya dalam panas
Mereka menyalakan Obor Perkawinan, dan menyuruh memanggil [ 590 ]
Hymen, saat itu pertama kali dipanggil untuk Upacara Upacara pernikahan;
Dengan Perjamuan dan Musik seluruh Kemah Kemah tersebut membahana.
Pemandangan yang begitu bahagia dan kejadian elok
Cinta dan kemudaan yang tak terhilang, Lagu Lagu, Rangkai Bunga, Bunga Bungaan,
Dan Simfoni menawan berpadu pada hati [ 595 ]
Adam, segera cenderung untuk mengakui kesenangan,
Kecenderungan Alami; yang demikian diungkapkannya.
Pembuka sejati mataku, Malaikat utama yang diberkati,
Jauh lebih baik tampaknya Penglihatan ini, dan lebih banyak harapan
Akan hari hari penuh damai ditunjukkan, daripada dua yang itu sebelumnya; [ 600 ]
Mereka itu mengenai kebencian dan kematian, atau kesakitan jauh lebih buruk,
Disini Alam tampaknya dipenuhi dalam segala tujuannya.
Kepadanya demikian Mikhael. Jangan menilai apa yang terbaik
Melalui kesenangan, walau bagi Alam tampaknya pantas,
Diciptakan, sebagaimana engkau juga, untuk tujuan yang lebih mulia [ 605 ]
Kudus dan suci, keserupaan ilahi.
Kemah Kemah itu yang kaulihat begitu menyenangkan, adalah Kemah Kemah
Kejahatan, dimana akan berdiam Bangsanya
Yang membunuh Saudaranya; tekun mereka tampaknya
Akan Seni Seni yang meningkatkan Kehidupan, Penemu Penemu langka, [ 610 ]
Tanpa memperdulikan Pencipta mereka, walau RohNya
Mengajari mereka, namun mereka tiada mengakui apapun akan hadiah hadiahNya.
Namun mereka akan memperanakkan keturunan yang cantik;
Sebab Pasukan perempuan elok yang kaulihat, yang tampaknya
Dewi Dewi, begitu ceria, begitu mulus, begitu semarak, [ 615 ]
Namun hampa akan segala kebaikan yang didalamnya terletak
Kehormatan rumah tangga perempuan dan pujian terutama;
Diperanakkan semata mata dan diperlengkapi untuk kecapan
Selera penuh nafsu, untuk menyanyi, untuk menari,
Untuk berpakaian, dan meliukkan Lidah, dan melirikkan Mata. [ 620 ]
Kepada Umat Manusia yang khusyuk itu, yang hidupnya
Beragama memberi gelar mereka Anak Anak Allah,
Akan menyerahkan seluruh keunggulan mereka, seluruh kemahsyuran mereka
Dengan hina, kepada jerat dan kepada senyum
Para Perempuan Fasik yang elok ini, dan sekarang berenang dalam sukacita, [ 625 ]
(Tidak lama lagi akan berenang sepenuhnya) dan tertawa; yang untuknya
Dunia ini tidak lama lagi akan mencucurkan suatu dunia airmata.
Kepadanya demikian Adam yang terlucuti akan sukacita singkat.
Oh betapa sayangnya dan memalukan, bahwa mereka yang hendak hidup baik
Memulai begitu indah, akan berbelok ke samping untuk menginjak [ 630 ]
Jalur jalur tidak langsung, atau di tengah jalan jatuh!
Namun masih kulihat puncak celaka Manusia
Berpegang pada yang sama, dari Perempuan bermula.
Dari kemalasan banci Laki Laki hal ini bermula,
Kata sang Malaikat, yang seharusnya dengan lebih baik memegang tempatnya [ 635 ]
Dengan hikmat, dan menerima hadiah hadiah yang lebih unggul.
Namun sekarang bersiaplah engkau untuk suatu Pemandangan lain.
Ia memandang dan melihat Wilayah lebar terbentang
Dihadapannya, Kota Kota, dan ladang ladang pedesaan diantaranya,
Kota Kota Manusia dengan banyak Gerbang dan Menara besar, [ 640 ]
Bertabrakan dalam Pertempuran, Wajah Wajah ganas mengancamkan Perang,
Raksasa Raksasa dengan Tulang perkasa, dan usaha lantang;
Sebagian memegang Senjata mereka, sebagian menahan Kuda yang berbusa mulut,
Sendirian ataupun dalam Barisan Perang tersusun
Baik diatas Kuda maupun Kaki, tidak juga diam saja berdiri berkumpul; [ 645 ]
Dari satu arah suatu Kumpulan terpilih mengusir dari padang rumput
Sekawanan ternak Sapi, Lembu elok dan Anak Lembu yang elok
Dari suatu lapangan Ladang Rumput subur; atau Kawanan berbulu,
Domba Domba Betina dan Anak Anak Domba mereka mengembik diatas Dataran,
Sebagai jarahan mereka; nyaris dengan Nyawa Gembala Gembala lari, [ 650 ]
Namun memanggil datang bantuan, yang menghasilkan Perkelahian berdarah;
Dengan Perlombaan kejam Skuadron Skuadron tersebut bertabrakan;
Dimana Ternak baru saja merumput, sekarang tersebar berbaring
Dengan Bangkai Bangkai dan Senjata Senjata diatas Dataran yang berdarah
Ditinggalkan: Yang lainnya menuju suatu Kota yang kuat [ 655 ]
Melakukan Pengepungan, sambil berkemah; dengan Pendobrak, Tangga, dan Ranjau,
Menyerang; yang lainnya dari Dinding mempertahankan
Dengan Anak Panah dan Lembing, Batu Batu dan Api belerang;
Disisi lain pembantaian dan perbuatan perbuatan amat besar.
Di bagian lain Utusan Utusan memegang tongkat kekuasaan memanggil [ 660 ]
Untuk Sidang dalam Gerbang Gerbang Kota: segera
Orang orang berambut Kelabu dan khusyuk, bersama Prajurit Prajurit bercampur,
Berkumpul, dan Perbantahan terdengar, namun segera
Dalam perlawanan antar pihak, hingga akhirnya
Satu orang Usia separuh baya bangkit, terkemuka [ 665 ]
Dalam pembawaan bijak, berkata banyak tentang Benar dan Salah,
Akan Keadilan, akan Agama, Kebenaran dan Damai,
Dan Penghakiman dari atas: ia oleh yang tua dan muda
Diteriaki, dan sudahlah direnggut dengan tangan tangan kekerasan,
Jikalau tidak suatu Awan yang turun mengambilnya dari sana [ 670 ]
Tanpa terlihat ditengah tengah gerombolan tersebut: demikianlah kekerasan
Berterusan, dan Penindasan, dan Hukum Pedang
Melalui seluruh Tanah, dan tiada didapati perlindungan.
Adam berlinang penuh airmata, dan kepada penuntunnya
Meratap berpaling amat sedih; Oh apakah mereka ini, [ 675 ]
Pelayan Pelayan Maut, bukan Manusia, yang demikian mendatangkan Maut
Dengan tidak manusiawi kepada manusia, dan memperbanyak
Selaksa kali lipat dosanya yang membunuh
Saudaranya; sebab akan siapa pembantaian sedemikian
Dibuat mereka namun akan Saudara Saudara mereka, manusia atas manusia? [ 680 ]
Namun siapakah Orang Benar itu, yang jikalau tidak Sorga
Menyelamatkannya, telah terhilang dalam Kebenarannya?
Kepadanya demikian Mikhael. Mereka itu adalah hasil
Pernikahan Pernikahan buruk berpasangan yang kaulihat:
Dimana baik dengan jahat dipasangkan, yang dari diri mereka sendiri [ 685 ]
Benci untuk bersatu; dan oleh kebodohan dicampurkan,
Menghasilkan Kelahiran Kelahiran unggul akan tubuh dan pikiran.
Demikianlah Raksasa Raksasa ini, orang orang yang amat termahsyur;
Sebab pada hari hari itu Keperkasaan semata mata akan dikagumi,
Dan Kegagahan dan Keunggulan Kepahlawanan dinamai; [ 690 ]
Untuk mengatasi dalam Pertempuran, dan menundukkan
Bangsa Bangsa, dan membawa pulang jarahan jarahan dengan tiada terbatasnya
Pembantaian manusia, akan dianggap puncak tertinggi
Kemuliaan manusia, dan demi Kemuliaan dilakukan
Akan kemenangan, untuk digelari Penakluk Penakluk besar, [ 695 ]
Para Pelindung Umat Manusia, Para illah, dan Anak Anak Para illah,
Lebih benar dinamai Para Penghancur dan Tulah bagi manusia.
Demikianlah Kemahsyuran akan dicapai, ketermukaan diatas Bumi,
Dan apa yang paling sepantasnya untuk kemahsyuran bersembunyi dalam kesunyian.
Namun ia yang ketujuh darimu, yang kaulihat [ 700 ]
Satu satunya yang benar dalam suatu Dunia yang sesat,
Dan maka dari itu dibenci, maka dari itu begitu dikepung
Dengan Seteru Seteru sebab berani sendiri menjadi yang benar,
Dan mengucapkan Kebenaran yang menyinggung, bahwa Allah akan datang
Untuk menghakimi mereka bersama Para KudusNya: Ia oleh Sang Mahatinggi [ 705 ]
Mengangkatnya dalam suatu Awan lembut dengan Kuda Kuda bersayap
Telah, sebagaimana kaulihat, menerima, untuk berjalan bersama Allah
Tinggi dalam Keselamatan dan Keadaan bahagia,
Dikecualikan dari Maut; untuk menunjukkan padamu upah apa
Menanti yang baik, sisanya penghukuman apa? [ 710 ]
Yang sekarang arahkanlah matamu dan segera pandanglah.
Ia memandang, dan melihat keadaan segala hal cukup berubah;
Suara Perang yang lantang telah berhenti meraung,
Semuanya sekarang berubah pada keceriaan dan permainan,
Kepada kemewahan dan huru hara, pesta makan dan tarian, [ 715 ]
Perkawinan atau pelacuran, sebagaimana terjadi,
Pemerkosaan ataupun Perzinahan, dimana melewati dengan elok
Memancing mereka; disana dari Cawan kepada Pergulutan umum.
Akhirnya seorang Tuan Pengkhotbah dari antara mereka datang,
Dan atas segala perbuatan mereka menyatakan kebencian besar, [ 720 ]
Dan bersaksi melawan segala jalan mereka; ia seringkali
Menghadiri Perkumpulan mereka, dimanapun bertemu,
Dalam Kemenangan maupun Perayaan, dan pada mereka mengkhotbahkan
Perubahan dan Pertobatan, seperti pada Jiwa Jiwa
Dalam penjara yang dibawah Penghakiman segera: [ 725 ]
Namun semuanya sia sia: yang ketika dilihatnya, ia berhenti
Berbantah, dan memindahkan Kemah Kemahnya menjauhi;
Lalu dari Gunung menebang Batang Kayu tinggi,
Mulai membangun sebuah Perahu berbadan besar,
Diukur dengan Hasta, panjang, dan lebar, dan tinggi, [ 730 ]
Dilumuri seluruhnya dengan Aspal, dan di sisinya sebuah pintu
Dibangun, dan menaruh banyak persediaan persediaan
Untuk Manusia dan Hewan: ketika lihatlah suatu keajaiban aneh!
Dari tiap Hewan, dan Burung, dan Serangga kecil
Datang bertujuh, dan berpasangan, dan masuk kedalam, sebagaimana diajari [ 735 ]
Urutan mereka; terakhir sang Tuan, dan ketiga Anaknya
Bersama keempat Istri Istri mereka; dan Allah mengencangkan pintu tersebut.
Sementara angin Selatan bangkit, dan dengan sayap sayap hitam
Melayang lebar, seluruh Awan bersama dikumpulkan
Dari bawah Langit; Bukit Bukit pada persediaan mereka [ 740 ]
Uap Air, dan Hembusan gelap dan lembap,
Dikirim ke atas seluruhnya; dan sekarang Langit yang pekat
Bagai suatu Atap gelap berdiri; turun menerjang Hujan
Meledak ledak, dan berterusan hingga Bumi
Tiada lagi terlihat; Perahu yang mengapung itu berenang [ 745 ]
Terangkat; dan aman dengan geladak berparuh
Berkendara miring diatas Gelombang Gelombang, seluruh kediaman lainnya
Ditenggelamkan Banjir, dan mereka bersama segala kemegahan mereka
Berguling dalam dibawah air; Lautan menutupi Lautan,
Lautan tanpa pantai; dan dalam Istana Istana mereka [ 750 ]
Dimana kemewahan baru saja memerintah, monster monster Laut beranak
Dan berkandang; akan Umat Manusia, begitu banyak jumlahnya baru baru saja,
Dari semuanya tersisa, dalam satu dasar kecil berenang ditutupi kayu.
Betapa engkau berduka saat itu, Adam, melihat
Akhir dari seluruh Keturunanmu, akhir begitu menyedihkan, [ 755 ]
Pemusnahan manusia; engkau sendiri suatu Banjir lain,
Akan airmata dan duka dalam suatu Banjir juga engkau ditenggelamkan,
Dan menenggelamkanmu seperti Anak Anakmu; hingga dengan lembut diangkat
Oleh sang Malaikat, diatas kakimu engkau berdiri pada akhirnya,
Walau tiada terhibur, seperti ketika seorang Bapa meratapi [ 760 ]
Anak Anaknya, semua dalam pandangan matanya dihancurkan sekaligus;
Dan hampir kepada sang Malaikat mengucapkan demikian keluhanmu.
Oh Penglihatan Penglihatan yang buruk dilihat! Lebih baiklah aku
Hidup mengabaikan masa depan, demikian maka menanggung
Bagianku semata mata akan kejahatan, bagian dari tiap hari [ 765 ]
Cukuplah ditanggung; semua itu sekarang, yang ditetapkan
Beban dari banyak Zaman, atasku turun
Sekaligus, oleh pengetahuanku sebelumnya akan mendapat Kelahiran
Dibinasakan, untuk menyiksaku sebelum keberadaan mereka,
Dengan pikiran akan harus jadinya mereka. Biarlah tiada orang mencari [ 770 ]
Sejak saat ini untuk diberitahu sebelumnya apa yang akan menimpa
Dirinya atau Anak Anaknya, kejahatanlah ia boleh yakin,
Yang tidak juga dengan pengetahuannya sebelumnya boleh dicegahnya,
Dan ia akan kejahatan di masa depan itu akan tidak kurangnya
Menanti nantikan daripada dalam kesungguhannya dirasakan [ 775 ]
Penuh ratap untuk ditanggung: namun pikiran itu sekarang sudah lalu,
Manusia bukanlah yang bisa diperingatkan: beberapa yang sedikit itu lolos
Kelaparan dan sengsara akan pada akhirnya menelan
Sambil berkelana di Padang berair itu: Aku telah berharap
Ketika kekerasan berhenti, dan Perang diatas Bumi, [ 780 ]
Semuanya saat itu akan berjalan dengan baik, damai akan memahkotai
Dengan panjangnya hari hari bahagia bagi umat manusia;
Namun aku jatuh diperdayai; sebab sekarang kulihat
Damai merusak tidak kurangnya dari Perang menghancurkan.
Mengapa terjadi demikian? Ungkapkanlah, Penuntun Sorgawi, [ 785 ]
Dan apakah disini Umat manusia akan berakhir.
Kepadanya demikian Mikhael. Mereka yang terakhir kaulihat
Dalam kemenangan dan kekayaan mewah, merekalah
Pertama kali terlihat dalam tindakan tindakan kekuatan yang terkemuka
Dan perbuatan perbuatan besar, namun kosong akan kebaikan sejati; [ 790 ]
Yang setelah menumpahkan banyak darah, dan berbuat banyak menghancurkan
Menundukkan Bangsa Bangsa, dan mencapai oleh hal itu
Kemahsyuran dalam Dunia, gelar gelar tinggi, dan mangsa kaya,
Akan mengubah jalan mereka kepada kesenangan, kemudahan, dan kemalasan,
Kelebihan, dan hawa nafsu, sehingga kekurangajaran dan keangkuhan [ 795 ]
Membangkitkan keluar dari persahabatan segala tindakan permusuhan dalam Damai.
Yang ditaklukkan juga, dan diperbudak oleh Perang
Akan bersama kebebasan mereka yang hilang segala kebaikan terhilang
Dan takut akan Allah, Yang untukNya ketaatan mereka berpura pura
Dalam pertandingan keras Pertempuran mendapati tiada bantuan [ 800 ]
Melawan para penyerang; maka dari itu dingin dalam kasih
Sejak saat itu akan belajar bagaimana untuk hidup aman,
Duniawi ataupun bejat, atas apa yang oleh Tuan Tuan mereka
Akan membiarkan mereka menikmatinya; sebab Bumi akan menanggung
Lebih dari cukup, agar kesederhanaan boleh dicobai: [ 805 ]
Demikianlah semua akan berpaling jahat, semuanya bejat,
Keadilan dan Kesederhanaan, Kebenaran dan Kesetiaan dilupakan;
Satu Orang terkecuali, satu satunya Anak terang
Dalam suatu Zaman kegelapan, melawan contoh baik,
Melawan bujukan, adat istiadat, dan suatu Dunia [ 810 ]
Yang dimarahkan; tanpa takut akan cela atau cemooh,
Atau kekerasan, ia akan jalan jalan kejahatan
Akan menegur mereka, dan dihadapan mereka meletakkan
Jalur jalur kebenaran, betapa jauh lebih aman,
Dan penuh damai, sambil menyatakan murka yang akan datang [ 815 ]
Atas tegar tengkuk mereka; dan akan kembali
Dihinakan oleh mereka, namun oleh Allah diperhatikan
Satu Orang benar itu akan hidup; oleh perintahNya
Akan membangun suatu Bahtera ajaib, sebagaimana kaulihat,
Untuk menyelamatkan dirinya dan seisi rumahnya dari tengah tengah [ 820 ]
Suatu Dunia yang disimpankan bagi kehancuran semesta.
Tidak lebih segera sebelum ia bersama mereka Manusia dan Hewan
Yang dipilih untuk hidup akan tersimpan didalam Bahtera itu,
Dan dilindungi sekeliling, namun seluruh Saluran Saluran
Langit dibukakan diatas Bumi akan menumpahkan [ 825 ]
Hujan siang dan malam, seluruh mata air dari Jurang Dalam
Pecah naik, akan mengangkat Samudera untuk menggulingkan
Melebihi segala batasan, hingga rendaman naik
Diatas Bukit Bukit tertinggi: lalu akanlah Gunung ini
Di Firdaus oleh keperkasaan Gelombang Gelombang dipindahkan [ 830 ]
Keluar dari tempatnya, didorong oleh banjir yang mengganas,
Bersama segala tumbuhannya dihancurkan, dan Pepohonan terhanyut
Menuruni Sungai besar menuju Teluk yang membuka,
Dan disana mengakar di suatu Pulau bergaram dan gundul,
Tempat bermain Anjing Laut dan Ork, dan Camar Laut berkoak. [ 835 ]
Untuk mengajarimu bahwa Allah menyatakan pada tempat apapun
Tiada kekudusan, jika tiada dibawakan kesana
Oleh Manusia yang mengunjunginya, atau didalamnya berdiam.
Dan sekarang apa yang lebih jauh akan terjadi, pandanglah.
Ia memandang, dan melihat Bahtera itu mengapung di atas banjir, [ 840 ]
Yang sekarang telah mengering, sebab Awan Awan telah pergi,
Disingkirkan oleh suatu angin Utara yang kencang, yang menghembus kering
Mengerutkan wajah Banjir Besar, seolah olah membusuk;
Dan Matahari cerah atas Kaca berairnya yang lebar
Memandang panas, dan akan Gelombang segar tersebut banyak ditariknya, [ 845 ]
Seolah olah sesudah dahaga, yang membuat aliran mereka mengecil
Dari danau yang berdiri menjadi gelombang yang terjatuh, yang menyelinap
Dengan kaki lembut menuju jurang dalam, yang sekarang telah menghentikan
Katup Katupnya, sebagaimana Langit menutup tingkap tingkapnya.
Bahtera itu tidak lagi mengapung, namun tampaknya diatas tanah [ 850 ]
Kokoh diatas puncak suatu gunung tinggi terpaku.
Dan sekarang puncak puncak Bukit tampak sebagai Bebatuan;
Dengan kegaduhan darisana Aliran Aliran yang kencang menerjangkan
Menuju Laut yang undur segala ombak mengamuk mereka.
Segera keluar dari Bahtera itu seekor Burung Gagak terbang, [ 855 ]
Dan sesudahnya, utusan yang lebih pasti,
Seekor Burung Dara dikirim keluar sekali dan lagi untuk mengintai
Pohon Hijau atau tanah dimana kakinya boleh mendarat;
Kedua kalinya kembali, di Paruhnya
Sehelai daun Zaitun dibawanya, tanda perdamaian: [ 860 ]
Segera tanah kering muncul, dan dari Bahteranya
Sang Tuan yang tua turun bersama seluruh Rombongannya;
Lalu dengan tangan terangkat, dan mata taat,
Bersyukur pada Sorga, diatas kepalanya memandang
Suatu Awan berembun, dan didalam Awan itu suatu Busur [ 865 ]
Jelas tampak dengan tiga warna ditetapkan meriah,
Menandakan damai dari Allah, dan Perjanjian yang baru.
Olehnya hati Adam yang sebelumnya begitu sedih
Amat bersukacita, dan demikian meluapkan keluar sukacitanya.
Oh engkau yang boleh memperlihatkan hal hal di masa depan [ 870 ]
Sebagai masa sekarang, pengajar Sorgawi, aku terjaga kembali
Pada penglihatan terakhir ini, diyakinkan bahwa Manusia akan hidup
Bersama seluruh Mahluk, dan mempertahankan keturunan mereka.
Jauh kurang sekarang aku meratapi untuk satu Dunia seluruhnya
Anak Anak jahat dihancurkan, daripada aku bersukaria [ 875 ]
Sebab satu Orang didapati begitu sempurna dan begitu benar,
Sehingga Allah menjaminkan untuk membangkitkan suatu Dunia lain
Darinya, dan untuk melupakan segala kemarahannya.
Namun katakanlah, apa artinya jalur jalur berwarna itu di Sorga,
Terbentang bagaikan Dahi Allah yang ditentramkan, [ 880 ]
Atau dimaksudkankah mereka sebagai batas berbunga untuk mengikat
Ujung ujung cair dari Awan berair yang sama itu,
Agar jangan ia luntur lagi dan menghujani Bumi?
Kepadanya sang Penghulu Malaikat. Dengan tepat engkau mengiranya;
Begitu hendaknya Allah meredakan KemarahanNya, [ 885 ]
Walau baru saja menyesal Dia sebab Manusia menjadi jahat,
Didukakan hatiNya, ketika memandang ke bawah Dia melihat
Seluruh Bumi dipenuhi dengan kekerasan, dan segala mahluk hidup
Masing masing merusakkan jalan mereka; namun semua ini disingkirkan,
Karunia sedemikian akan didapati satu Orang benar itu di mataNya, [ 890 ]
Sehingga Dia mengalah, tidak menghapuskan umat manusia,
Dan membuat suatu Perjanjian yang baru untuk tidak pernah menghancurkan
Bumi lagi dengan air, tidak juga membiarkan Samudera
Melewati batas batasnya, tidak juga Hujan untuk menenggelamkan Dunia
Bersama Manusia didalamnya atau Hewan; namun ketika Dia membawa [ 895 ]
Diatas Bumi suatu Awan, akan disana diletakkan
BusurNya yang berwarna tiga, padanya untuk memandang
Dan mengingatkan akan PerjanjianNya: Siang dan Malam,
Masa menabur dan Panen, Panas dan Beku bersalju
Akan menjalani jalan mereka, hingga api membersihkan segala sesuatu baru, [ 900 ]
Baik Langit dan Bumi, dimana orang orang benar akan berdiam.

Akhir Buku Kesebelas.

No comments: