Logo

Logo

Monday, March 19, 2007

Paradise Lost - Buku Kesembilan

Paradise Lost - Terjemahan oleh Adot

BUKU 9
KISAH
Setan setelah mengelilingi Bumi, dengan tipudaya yang direncanakan kembali sebagai sebuah kabut pada Malam kedalam Firdaus, masuk kedalam Ular yang sedang tertidur. Adam dan Hawa pada Pagi pergi menuju pekerjaan mereka, yang Hawa mengajukan untuk berpisah di beberapa tempat, masing masing bekerja terpisah: Adam tidak menyetujui, menyatakan bahaya, agar jangan sang Musuh, yang akannya mereka diperingatkan sebelumnya, boleh mencoba menemukan perempuan itu sendirian: Hawa tidak ingin dikira tidak waspada atau cukup teguh, mendorong dirinya pergi sendirian, sebab lebih berhasrat mencobai kekuatannya; Adam akhirnya menyerah: Sang Ular menemukannya sendiri; pendekatannya yang cerdik, pertama memandang, lalu berbicara, dengan banyak sanjungan meninggikan Hawa diatas segala Mahluk lain. Hawa bertanya tanya sebab mendengar sang Ular berbicara, bertanya bagaimana ia mencapai bahasa manusia dan pengertian yang sedemikian yang tidak ada padanya hingga saat itu; sang Ular menjawab, bahwa dengan mengecap dari suatu Pohon tertentu didalam Taman ia mendapatkan baik Bahasa maupun Akal Budi, yang hingga saat itu kosong akan kedua hal itu: Hawa menghendakinya untuk membawanya ke Pohon tersebut, dan menemukannya adalah Pohon Pengetahuan yang terlarang: Sang Ular saat itu menjadi lebih lantang, dengan banyak tipudaya dan kisah menyebabkan perempuan itu pada akhirnya memakan; ia disenangkan dengan rasa tersebut merenungkan sejenak apakah untuk memberikannya pada Adam atau tidak, pada akhirnya membawakan laki laki itu Buah tersebut, dan menceritakan apa yang meyakinkannya untuk memakan darinya: Adam pada mulanya terkejut, namun melihat bahwa perempuan itu telah terhilang, menetapkan diri melalui hasrat cinta untuk binasa bersamanya; dan memperluas pelanggaran tersebut, makan juga dari Buah tersebut: Segala Akibat karenanya dalam diri mereka berdua; mereka berusaha menutupi ketelanjangan mereka; lalu jatuh dalam perbantahan dan penuduhan satu sama lain.

Tiada lagi pembicaraan dimana Allah atau Malaikat Bertamu
Dengan Manusia, sebagaimana dengan Temannya, akrab terbiasa
Untuk duduk ramah, dan dengannya berbagi
Jamuan desa, mengizinkan untuknya sementara itu
Perbincangan salah tanpa dipersalahkan: Aku sekarang harus mengubah [ 5 ]
Nada nada tersebut menjadi Tragedi; ketidakpercayaan keji, dan pelanggaran
Tidak setia pada pihak Manusia, pemberontakan,
Dan ketidakpatuhan: Di pihak Sorga
Sekarang terasing, tersingkir dan jijik,
Kemarahan dan hardikan sepantasnya, dan penghakiman diberikan, [ 10 ]
Yang membawa kedalam Dunia ini sebuah dunia celaka,
Dosa dan bayangnya Maut, dan Kesengsaraan
Pembawa Maut: Tugas menyedihkan, namun kisah
Yang tidak kurangnya namun lebih Bersifat Kepahlawanan daripada murka
Achilles yang keras atas Seterunya mengejar [ 15 ]
Tiga kali Buronan disekeliling Dinding Troy; atau amuk
Turnus bagi Lavinia yang diceraikan,
Atau kemarahan Neptun atau Juno, yang hingga begitu lama
Membingungkan Orang Yunani itu dan juga Anak Cytherea;
Jikalau jawaban memuaskan bisa kudapatkan [ 20 ]
Dari Pelindung Sorgawiku, yang merelakan
Kunjungan malamnya yang tanpa diminta,
Dan membacakan padaku yang sedang tertidur, atau mengilhami
Dengan mudah Ayatku yang tak direncanakan sebelumnya:
Sebab pertama kali Perihal ini untuk Nyanyian Kepahlawanan [ 25 ]
Menyenangkanku setelah memilih lama, dan memulainya terlambat;
Tidak berkeinginan secara Alami untuk mencatatkan
Perang, disini satu satunya Pernyataan
Yang dianggap Bersifat Kepahlawanan, kemahiran utama untuk meneliti
Dengan kegaduhan lama dan melelahkan Para Kstaria dongeng [ 30 ]
Dalam Pertempuran yang diperkirakan; ketahanan yang lebih baiklah
Akan Kesabaran dan Kesyahidan Pahlawan
Yang tidak dinyanyikan; atau untuk menggambarkan Perlombaan dan Permainan,
Atau Peralatan beradu tombak, Segala Perisai yang berukir lambang,
Lambang Kebangsawanan di Perisai, Caparisons dan Kuda; [ 35 ]
Jubah Kuda dan Perlengkapan logam, Para Ksatria yang mengagumkan
Pada Peraduan dan Perlombaan; lalu menyelenggarakan Perjamuan
Yang disajikan di Balai oleh Para Pelayan, dan Para Kepala Pelayan;
Keahlian atau Kemahiran Seni atau Jabatan kecil artinya,
Bukan semua itu yang dengan pantas memberi nama Pahlawan [ 40 ]
Kepada Tokoh atau Syair. Diriku akan semua hal ini
Tidak berkeahlian maupun mempelajarinya, Pernyataan yang lebih agung
Masih ada, mencukupi dari dirinya sendiri untuk membangkitkan
Sebutan itu, kecuali usia yang terlalu tua, ata dingin
Udara, atau Tahun Tahun melembapkan sayapku yang terkembang [ 45 ]
Layu, dan banyak mereka bisa terjadi, jika semuanya dariku,
Bukan darinya yang membawakannya tiap malam ke Telingaku.
Matahari telah terbenam, dan mengikutinya Bintang
Hesperus, yang Tugasnya adalah untuk membawa
Senja atas Bumi, Penengah singkat [ 50 ]
Antara Siang dan Malam, dan sekarang dari ujung ke ujung
Setengah Lingkar Malam telah menudungi sekeliling Cakrawala:
Ketika Setan yang baru baru ini melarikan diri dari ancaman
Gabriel keluar dari Eden, sekarang lebih tahu
Dalam tipudaya yang direncanakan dan niat jahat, menghasratkan [ 55 ]
Kehancuran manusia, tanpa mempedulikan apapun yang mungkin menimpa
Lebih berat atas dirinya sendiri, tanpa takut kembali.
Saat Malam ia melarikan diri, dan saat Tengah Malam kembali.
Dari mengelilingi Bumi, berwaspada terhadap siang,
Sebab Uriel Wali Matahari menyerukan [ 60 ]
Masuknya ia, dan memperingati sebelumnya Kerubim
Yang bertugas menjaga; dari sana dengan penuh siksa diusir,
Masa tujuh Malam berturut turut ia berperjalanan
Dengan kegelapan, tiga kali Garis Equinox
Dikelilinginya, empat kali menyeberangi Rombongan Malam [ 65 ]
Dari Kutub ke Kutub, menjaluri tiap Garis Pembagi;
Pada malam kedelapan kembali, dan di Garis Batas berseberangan
Dari jalan masuk atau Penjagaan Kerubim, dengan menyelinap
Menemukan jalan yang tak diduga. Disana ada sebuah tempat,
Sekarang tiada, walau Dosa, bukan Waktu, pertama membawa perubahan itu, [ 70 ]
Dimana Tigris di kaki Firdaus
Menuju ke sebuah Teluk mengalir di bawah tanah, hingga sebagian
Memancar naik sebagai sebuah Mata Air dekat Pohon Kehidupan;
Kedalam bersama Sungai itu tenggelam, dan bersamanya naik
Setan bercampur dalam Kabut yang naik, lalu mencari [ 75 ]
Dimana berbaring bersembunyi; Laut telah ditelitinya dan Darat
Dari Eden diatas Pontus, dan Danau
Mæotis, naik melewati Sungai Ob;
Kebawah sejauh Antartic; dan panjangnya
Barat dari Orontes sampai ke Lautan yang dirintangi [ 80 ]
Di Darien, dari sana sampai ke Tanah dimana mengalir
Gangga and Indus: demikianlah Lingkar Dunia ini dijelajahinya
Dengan pencarian teliti; dan dengan pemeriksaan mendalam
Mempertimbangkan tiap Mahluk, yang mana dari semua
Paling memberi kesempatan menjalankan Tipudayanya, dan menemukan [ 85 ]
Ular Hewan paling cerdik dari semua di Darat.
Ia setelah pertimbangan panjang, tanpa kepastian
Segala pikiran yang berputar putar, keputusan akhirnya memilih
Alat yang sesuai, Bajingan paling cocok untuk tipudaya, yang didalamnya
Untuk dimasuki, dan segala pengaruh gelapnya disembunyikan [ 90 ]
Dari pandangan paling tajam: sebab didalam Ular yang licik,
Gerak gerik apapun tiada yang akan dengan curiga menandainya,
Sebagaimana dari kecerdasan dan kecerdikan alaminya
Muncul, yang didalam Hewan Hewan lainnya ketika diperhatikan
Keraguan mungkin terlahir mengenai kuasa Iblis [ 95 ]
Bergerak didalam yang melebihi indera hewan.
Demikian ia menetapkan diri, namun pertama tama dari duka di dalam
Gairahnya yang meletup dalam keluhan dicurahkan:
Oh Bumi, betapa bagaikan Sorga, jikalau tidak lebih disenangi
Lebih benar, Kedudukan lebih pantas bagi Para illah, sebagaimana dibangun [ 100 ]
Dengan pertimbangan kedua, membentuk kembali apa yang sudah tua!
Sebab Allah apa setelah yang lebih baik akan membangun yang lebih buruk?
Sorga di Bumi, ditarikan di sekelilingnya oleh Sorga Sorga lain
Yang bersinar, namun membawakan Dian Dian mereka yang melayani dengan terang,
Terang diatas Terang, bagimu satu satunya, sebagaimana tampaknya, [ 105 ]
Dalammu memusatkan segala sinar mereka yang berharga
Akan pengaruh yang suci: Sebagaimana Allah di Sorga
Adalah Pusat, namun meluas pada semua, demikian engkau
Berpusat menerima dari segala Lingkar itu; di dalammu,
Bukan dalam mereka sendiri, segala keunggulan mereka yang dikenal muncul [ 110 ]
Menghasilkan dalam Rempah, Tanaman, dan kelahiran lebih mulia
Mahluk Mahluk yang hidup dengan kehidupan bertahap
Pertumbuhan, Indera, Akal Budi, semuanya utuh pada Manusia.
Dengan kesenangan apa aku bisa menjalanimu seluruhnya,
Jika aku bisa bersukacita dalam apapun, pertukaran manis [ 115 ]
Bukit, dan Lembah, Sungai, Hutan, dan Dataran,
Saat ini Tanah, saat ini Laut, dan Pantai dengan Hutan dimahkotai,
Bebatuan, Sarang, dan Gua; namun aku dalam tiada satupun dari semua ini
Menemukan tempat atau perlindungan; dan semakin kulihat
Segala kesenangan di sekelilingku, semakin lebih lagi kurasakan [ 120 ]
Siksaan dalam diriku, seakan akan dari kepungan yang dibenci
Hal hal yang berlawanan; segala kebaikan bagiku menjadi
Kutuk, dan di Sorga akan jauh lebih buruklah keadaanku.
Namun bukan disini kucari, tidak dan bukan juga di Sorga
Untuk berdiam, kecuali dengan menguasai Yang Unggul di Sorga; [ 125 ]
Tidak juga berharap menjadi diriku yang kurang sengsara
Dengan apa yang kucari, namun yang lain untuk dibuat sedemikian
Sepertiku, walau dengan demikian lebih buruk bagiku kembali:
Sebab semata mata dengan menghancurkan aku menemukan kelegaan
Bagi segala pikiranku yang tanpa henti; dan menghancurkanNya, [ 130 ]
Atau memenangkan hal yang boleh menghasilkan kekalahanNya sepenuhnya,
Yang bagiNya semua ini diciptakan, semuanya ini akan segera
Mengikuti, sebagaimana padaNya terjalin dalam kesenangan maupun celaka,
Dalam celakalah: Agar kehancuran hebat boleh meluas:
Bagikulah kemuliaan satu satunya diantara [ 135 ]
Para Kuasa neraka, dalam satu hari merusakkan
Apa yang Dia Sang Mahakuasa dinamakan, enam Malam dan Hari
Berterusan menciptakannya, dan siapa yang tahu berapa lama
Sebelumnya telah merancangkannya, walaupun mungkin
Tidak lebih lama dari sejak aku dalam satu Malam membebaskan [ 140 ]
Dari perhambaan hina hampir setengah
Nama Malaikat, dan lebih tipis tertinggal gerombolan
Para pemujaNya: Dia agar dibalaskan,
Dan untuk memperbaiki jumlahNya yang demikian dikurangi,
Apakah kuasa sedemikian yang dihabiskan pada masa dulu sekarang gagal [ 145 ]
Untuk Menciptakan lebih banyak Malaikat, jikalau mereka setidaknya
Adalah Mahluk CiptaanNya, atau untuk lebih menghinakan kami,
Bertekad untuk memajukan kedalam ruang kami
Seorang Mahluk dibentuk dari Bumi, dan ia diberikan,
Ditinggikan dari asal mula yang begitu rendah, [ 150 ]
Dengan segala pampasan Sorgawi, pampasan kami: Apa yang dititahkanNya
DilakukanNya; Manusia diciptakanNya, dan untuknya dibangun
Megah Dunia ini, dan Bumi tempat kedudukannya,
Ia dinyatakan sebagai Tuan, dan, Oh penghinaan!
Ditaklukkan untuk pelayanan kepadanya sayap sayap Malaikat, [ 155 ]
Dan Pelayan Pelayan berapi api untuk menjaga dan merawat
Tugasan bumi mereka: Akan mereka ini penjagaannya
Kutakuti, dan untuk menghindari, demikian terbungkus dalam kabut
Uap tengah malam meluncur samar, dan mengorek
Di tiap Semak dan Rerimbunan, dimana mungkin boleh menemukan [ 160 ]
Sang Ular yang tertidur, yang dalam lipatan bergelutnya
Untuk menyembunyikanku, dan niat gelap kubawa.
Oh turun dengan hina! Bahwa aku yang sebelumnya beradu
Dengan Para illah untuk duduk tertinggi, sekarang terkungkung
Didalam seekor Hewan, dan bercampur dengan lendir hewani, [ 165 ]
Zat ini menitis dalam daging dan hewani,
Yang berhasrat mencapai ketinggian Keallahan;
Namun sampai mana tidak akan Hasrat dan Balas Dendam
Turun? Siapa yang berhasrat harus turun serendah
Sama tingginya ia naik, terbuka saat pertama atau terakhir [ 170 ]
Pada hal hal yang paling rendah. Balas Dendam, walau saat pertama manis,
Pahitlah sebelum lama kembali pada dirinya sendiri berbalik;
Biarlah; Aku tidak menganggapnya, agar ringan dengan baik tertuju,
Sebab Yang Lebih Tinggi aku tidak sanggup, atasnya yang selanjutnya
Memancing kedengkianku, Kesayangan baru ini [ 175 ]
Oleh Sorga, Manusia Tanah Liat ini, Anak penghinaan,
Yang untuk lebih menghina kami Penciptanya menaikkannya
Dari debu: Penghinaan dengan penghinaanlah paling baik dibalas.
Demikian berkata, melalui tiap Semak Lembap maupun Kering,
Bagaikan sebuah kabut hitam merayap rendah, ia meneruskan [ 180 ]
Pencarian tengah malamnya, dimana paling segera boleh ia temukan
Sang Ular: Ia sedang tertidur lelap segera ditemukannya
Dalam Lorong yang banyak gelutannya bergulung sendiri,
Kepalanya di tengah tengah, terisi penuh dengan tipudaya cerdik:
Belum berada dalam Bayang menakutkan atau Sarang mengerikan, [ 185 ]
Belum juga berdosa, namun diatas Rempah berumput
Tanpa takut dan tanpa ditakuti ia tidur: masuk dari Mulutnya
Sang Iblis masuk, dan indera hewaninya,
Dalam hati maupun kepala, dirasuki dan segera diilhami
Dengan tindakan kecerdasan; namun tidurnya [ 190 ]
Tidak diganggunya, menunggu diam diam datangnya Pagi.
Sekarang ketika Terang suci mulai terbit
Di Eden diatas Bunga Bungaan yang lembap, yang menafaskan
Kemenyan pagi mereka, ketika segala hal yang bernafas,
Dari Mezbah besar Bumi mengirim ke atas puji pujian senyap [ 195 ]
Kepada Sang Pencipta, dan HidungNya dipenuhi
Dengan Wangi menyenangkan, maju datang pasangan manusia
Dan menggabungkan Penyembahan suara mereka kepada Paduan Suara
Mahluk Mahluk yang tidak bersuara, selesai itu, berbagi
Musim, yang paling awal untuk Wewangian dan Udara paling manis: [ 200 ]
Lalu bersepakat bagaimana pada hari itu mereka boleh paling baik mengerjakan
Pekerjaan mereka yang bertambah: sebab banyak kerja mereka bertumbuh melebihi
Tangan tangan yang dikirim berdua untuk Berkebun begitu luasnya.
Dan Hawa pertama kepada Suaminya memulai demikian.
Adam, pastilah kita bekerja terus untuk merawat [ 205 ]
Taman ini, terus menjaga Tanaman, Rempah dan Bunga,
Tugas menyenangkan kita bersama, namun hingga lebih banyak tangan
Membantu kita, pekerjaan ini dibawah usaha kita bertambah,
Mewah oleh batasan; apa yang kita pada siang hari
Potong tumbuh berlebihan, atau pangkas, atau topang, atau ikat, [ 210 ]
Satu atau dua malam dengan pertumbuhan liar menertawakan
Perawatan hingga menjadi liar. Maka engkau sekarang sarankanlah
Atau dengar apa yang pada akalku pertama disarankan pikiran pikiranku,
Mari kita membagi pekerjaan kita, engkau kemana pilihan
Membawamu, atau dimana paling memerlukan, apakah untuk melingkarkan [ 215 ]
Woodbine mengelilingi Pohon ini, atau mengarahkan
Ivie yang mencengkram dimana hendak memanjat, sementara aku
Di Taman Mawar disana yang bercampur
Dengan Myrtle, menemukan apa yang boleh dirapikan sampai Siang Hari:
Sebab sementara begitu dekat satu sama lain maka seharian penuh [ 220 ]
Kita memilih tugas kita, apa herannya jika begitu dekatnya
Pandangan mencampuri dan senyum, atau benda baru
Menarik percakapan santai, yang mencampuri
Pekerjaan harian kita hingga sedikit hasilnya, walau dimulai
Awal, dan jam Makan Malam datang tak sepantasnya. [ 225 ]
Kepadanya dengan jawaban lembut Adam demikian membalas.
Hawa satu satunya, Rekan satu satunya, bagiku melebihi
Banding diatas segala Mahluk hidup yang tersayang,
Dengan baik engkau berusul, dengan baik segala pikiranmu bekerja
Bagaimana kita boleh paling baik menyelesaikan pekerjaan yang disini [ 230 ]
Allah telah menugaskan pada kita, tidak juga dariku akan lewat
Tanpa dipuji: Sebab tiada yang lebih indah bisa ditemukan
Dalam Perempuan, daripada untuk mempelajari tugas rumah tangga,
Dan pekerjaan baik dalam Suaminya didukung.
Namun tidak begitu ketatnya Tuhan kita menugaskan [ 235 ]
Pekerjaan, seolah olah menahan kita ketika kita memerlukan
Penyegaran, apakah makanan, atau pembicaraan berseling,
Makanan bagi pikiran, atau pertukaran manis ini
Pandangan dan senyum, sebab senyum dari Akal Budi mengalir,
Bagi hewan ditiadakan, dan bagi Kasih adalah makanan, [ 240 ]
Jangan mencintai tujuan paling rendah hidup manusia.
Sebab bukan untuk kerja keras melelahkan, namun untuk kesenangan
Dia telah menciptakan kita, dan kesenangan bersama Akal Budi bergabung.
Segala jalan dan Taman ini tidak usah diragukan tangan bersama kita
Akan menjaganya dari Keliaran dengan mudah, selebar [ 245 ]
Kita perlu menjalaninya, hingga tangan tangan yang lebih muda sebelum lama
Membantu kita: Namun jikalau banyak percakapan mungkin
Engkau kenyang, kehilangan sementara bisa kuberikan.
Sebab kesendirian terkadang adalah pergaulan terbaik,
Dan pengunduran singkat mendorong kembalinya dengan manis. [ 250 ]
Namun keraguan lain menguasaiku, agar jangan bahaya
Menimpamu yang terpisah dariku; sebab kautahu
Apa yang telah diperingatkan pada kita, Seteru jahat apa
Mendengki kebahagiaan kita, dan akan kebahagiaannya sendiri
Berputus asa, hendak membawakan kita celaka dan aib [ 255 ]
Melalui serangan licik; dan di suatu tempat yang dekat
Mengamati, tiada ragu lagi, dengan harapan tamak untuk menemukan
Keinginan dan keuntungan terbaiknya, kita terpisah,
Tanpa harapan ia untuk menjatuhkan kita bersama, dimana masing masing
Kepada yang lainnya pertolongan sigap boleh memberikannya saat diperlukan; [ 260 ]
Apakah rancangan utamanya untuk menarik
Kesetiaan kita dari Allah, atau untuk mengganggu
Cinta Pernikahan, yang mungkin melebihinya tiada kesenangan
Yang dinikmati oleh kita membangkitkan dengkinya terlebih lagi;
Atau ini, atau lebih buruk lagi, jangan tinggalkan sisi setia ini [ 265 ]
Yang memberimu wujud, yang tetap menaungimu dan melindungi.
Istri, dimana bahaya atau aib berkeliaran,
Paling aman dan paling pantas dekat Suaminya berdiam,
Yang menjaganya, atau bersamanya menjalani yang terburuk.
Kepadanya Kemegahan Tanpa Dosa Hawa, [ 270 ]
Seperti seorang yang mencintai, dan mendapati suatu ketidakramahan,
Dengan wajah manis keras menjawab demikian,
Turunan Sorga dan Bumi, dan atas segala Bumi adalah Tuan,
Bahwa Musuh sedemikian kita punyai, yang menghendaki
Kehancuran kita, baik olehmu diberitahukan aku mengetahuinya, [ 275 ]
Dan dari Malaikat yang berpisah terdengar
Sebab di sudut yang teduh aku berdiri di belakang,
Baru saja kembali saat menutupnya Bunga Bungaan Sore Hari.
Namun bahwa engkau sanggup meragukan keteguhanku
Kepada Allah maupun kepadamu, karena kita mempunyai seorang seteru [ 280 ]
Yang mungkin mencobainya, aku tidak berharap mendengarnya.
Kekerasannya tidak kautakuti, sebab adanya,
Sebagaimana kita, tidak bisa mengalami kematian atau kesakitan,
Tidak bisa menerimanya, atau bisa menolaknya.
Tipudayanyalah ketakutanmu, yang secara terus terang menyimpulkan [ 285 ]
Ketakutanmu yang sama bahwa Kesetiaan dan Cintaku yang teguh
Bisa oleh tipudayanya digoncang atau digoda;
Pikiran pikiran ini, yang bagaimana mereka boleh menemukan tempat di hatimu
Adam, salah mengertikah akannya yang bagimu begitu tersayangnya?
Kepadanya dengan kata kata menghibur Adam menjawab. [ 290 ]
Putri Allah dan Manusia, Hawa yang abadi,
Sebab demikianlah engkau adanya, dari dosa dan cela sepenuhnya bebas:
Bukan meragukanmu maka aku melarang
Ketidakhadiranmu dari pandanganku, namun untuk menghindari
Percobaan itu sendiri, yang dikehendaki oleh Seteru kita. [ 295 ]
Sebab siapa yang mencobai, walau dengan sia sia, setidaknya menyebabkan
Yang dicobai dengan aib keji, yang dikiranya
Bukan tidak bisa dirusak Kesetiaannya, tidak tahan
Terhadap pencobaan: engkau sendiri dengan mencela
Dan marah akan membenci kejahatan yang ditawarkan, [ 300 ]
Walau didapati tiada berhasil: maka jangan salah menganggap,
Jikalau serangan demikian aku berusaha menjauhkannya
Darimu saja, yang pada kita berdua sekaligus
Sang Musuh, walau lantang, hampir tidak akan berani,
Ataupun berani, pertama atasku akan jatuh serangannya. [ 305 ]
Tidak juga engkau niat jahatnya dan tipudaya palsu mengutuknya;
Cerdik pasti harusnya ia, yang sanggup membujuk
Malaikat Malaikat dan jangan juga menganggap berlebihan bantuan dari orang lain.
Aku dari pengaruh pandanganmu menerima
Peningkatan setiap Keunggulan, dalam pandanganmu [ 310 ]
Menjadi lebih bijak, lebih berjaga, lebih kuat, jikalau perlu adanya
Kekuatan luar; sementara malu, saat engkau melihati,
Malu ditaklukkan atau dicapai
Akan membangkitkan daya terkuat, dan bangkit bersatu.
Mengapa engkau tidak akan merasakan hal yang sama dalam dirimu [ 315 ]
Ketika aku ada, dan pencobaanmu memilih
Bersamaku, sebagai saksi terbaik Kebaikanmu yang dicobai.
Demikian berkata Adam kepala rumah tangga dalam kepeduliannya
Dan Cinta Pernikahan; namun Hawa, yang mengira
Kurang dihargai Kesetiannya yang tulus, [ 320 ]
Demikian jawabnya dengan nada manis diperbaharui.
Jikalau ini keadaan kita, demikian berdiam
Dalam lingkup sempit dibatasi oleh seorang Seteru,
Cerdik maupun penuh kekerasan, kita tidak diberikan
Sendirian dengan pertahanan serupa, dimanpun dijumpai, [ 325 ]
Bagaimana kita bahagia adanya, masih tetap takut disakiti?
Namun bahaya tidak mendahului dosa: semata mata Seteru kita
Mencobai menyerang kita dengan perkiraan kejinya
Kebenaran kita: perkiraan kejinya
Tidak membawa aib bagi Wajah kita, namun berbalik [ 330 ]
Keji atas dirinya sendiri; maka mengapa dijauhi atau ditakuti
Oleh kita? Yang malah akan mendapat kehormatan ganda
Dari anggapannya yang terbukti palsu, menemukan damai didalam diri,
Kasih dari Sorga, sebagai saksi kita akan kejadian tersebut.
Dan apa itu Kesetiaan, Kasih, Keunggulan tanpa dicobai [ 335 ]
Sendirian, ditopang tanpa bantuan dari luar?
Marilah kita jangan mencurigai Keadaan bahagia kita
Ditinggalkan begitu tidak sempurna oleh Sang Pencipta bijak,
Seolah olah tidak aman sendirian atau bergabung bersama.
Rapuh kebahagiaan kita, jikalau ini demikian adanya, [ 340 ]
Dan Eden bukanlah Eden yang ternyata demikian.
Kepadanya demikian Adam dengan giat menjawab.
Oh Perempuan, terbaik adanya segala hal sebagaimana kehendak
Allah menetapkan mereka, tangan menciptaNya
Tiada yang tidak sempurna atau kekurangan dibiarkan [ 345 ]
Dari segala yang DiciptakanNya, lebih lebih lagi Manusia,
Atau apapun yang boleh membuat keadaan bahagianya aman,
Aman dari kuasa luar; dalam dirinya sendiri
Bahaya itu terletak, namun terletak dalam kuasanya:
Melawan kehendaknya ia tidak bisa menerima bahaya. [ 350 ]
Namun Allah membiarkan bebas Kehendak, sebab apa yang mematuhi
Akal Budi, bebas adanya, dan Akal Budi diciptakanNya benar
Namun biarlah ia amat berhati hati, dan tetap berdiri tegak,
Agar jangan oleh sesuatu yang tampak indah terkejut
Ia memerintahkan kepalsuan, dan salah memberitahu Kehendak [ 355 ]
Untuk melakukan apa yang Allah telah senyatanya melarang,
Maka bukan ketidakpercayaan, namun cinta lembut yang menyuruh,
Agar aku sering mengingatkanmu, dan engkau ingatlah akanku.
Dengan teguh kita bertahan, namun mungkin goyah,
Sebab Akal Budi bukan tidak mungkin boleh bertemu [ 360 ]
Suatu benda kepalsuan yang oleh sang Seteru ditaklukkan,
Dan jatuh dalam penipuan dengan tanpa sadar,
Tanpa mempertahankan penjagaan terketat, sebagaimana ia diperingatkan.
Jangan mencari pencobaan, yang untuk menghindarinya
Adalah lebih baik, dan paling mungkin jika dariku [ 365 ]
Engkau tidak berpisah: Ujian akan datang tanpa dicari.
Jika engkau hendak membuktikan keteguhanmu, buktikanlah
Dulu kepatuhanmu; yang lainnya siapa yang bisa mengetahui,
Tanpa melihatmu dicobai, siapa yang bersaksi?
Namun jika engkau berpikir, ujian tanpa dicari boleh menemukan [ 370 ]
Kita berdua lebih aman maka engkau tampak telah diperingatkan,
Pergilah; sebab tinggalnya engkau, tidak dengan bebas, lebih meniadakanmu lagi;
Pergilah dalam kepolosan asalmu, bergantunglah
Pada apa yang engkau punyai akan kebaikan, panggil semuanya,
Sebab Allah terhadapmu telah melakukan bagianNya, lakukan bagianmu. [ 375 ]
Demikian berbicara sang Bapa Umat Manusia, namun Hawa
Berkeras, dengan tetap menundukkan diri, walau akhirnya, menjawab.
Dengan izinmulah, dan demikian diperingatkan sebelumnya
Terutama oleh apa yang kata kata bernalarmu yang terakhir
Menyatakannya semata mata, bahwa ujian kita, ketika paling tidak dicari, [ 380 ]
Boleh mendapati kita berdua mungkin jauh kurang siap,
Lebih rela aku pergi, tidak juga banyak mengharapkan
Seorang Seteru yang begitu angkuh akan pertama mencari yang lebih lemah,
Jika demikian hasratnya, akan lebih mempermalukannya lagi penolakan baginya.
Demikian katanya, dari tangan Suaminya tangannya sendiri [ 385 ]
Dengan lembut ditariknya, dan bagai seorang Peri-Hutan dengan ringan
Oread atau Driad, atau dari Rombongan Delia,
Membawa dirinya menuju Rerimbunan, namun diri Delia sendiri
Dalam langkah dilebihinya dan pembawaan bagaikan Dewi,
Walau bukan sepertinya dengan Busur dan Tabung Panah dipersenjatai, [ 390 ]
Namun dengan Alat Alat Berkebun sebagaimana Keahlian yang masih kasar,
Tanpa api dibentuk, atau dibawakan oleh Malaikat Malaikat.
Kepada Pales, atau Pomona, demikianlah dihiasi,
Paling mungkin ia menyerupai, Pomona ketika ia melarikan diri dari
Vertumnus, atau seperti Ceres dalam Masa Kekuatannya, [ 395 ]
Masih Perawan Proserpina dari Jove.
Lama dengan pandangan berhasrat Mata laki laki itu mengejar sang perempuan
Dengan senang, namun lebih menghendaki ia tetap tinggal.
Seringkali laki laki itu kepada perempuan itu suruhannya untuk cepat kembali
Diulanginya, perempuan itu kepada laki laki itu sama seringnya berjanji [ 400 ]
Untuk kembali saat Siang Hari di Rumah,
Dan segala hal dengan sebaik baiknya untuk mengundang
Jamuan siang hari, atau beristirahat Sore hari.
Oh yang amat terperdaya, amat gagal, Hawa tanpa daya,
Akan sekembalimu yang seharusnya! Kejadian yang menyimpang! [ 405 ]
Engkau tidak pernah pada jam itu di Firdaus
Menemukan jamuan manis, atau istirahat lelap;
Sergapan sedemikian bersembunyi diantara Bunga Bungaan manis dan Rerimbunan
Menunggu dengan nafsu neraka segera
Untuk menghadang jalanmu, atau mengirimmu kembali [ 410 ]
Terampas akan Kepolosan, akan Iman, akan Kebahagiaan.
Sebab sekarang, dan sejak pertama merekahnya ufuk sang Penjahat,
Semata mata Ular dalam penampilannya, maju datang,
Dan pada Pencariannya, dimana paling mungkin ia boleh menemukan
Satu satunya dua dari Umat Manusia, namun dalam mereka [ 415 ]
Seluruh Umat termasuk, mangsanya yang dikehendakinya.
Di Hutan dan Dataran dicarinya, dimana kumpulan
Rerimbunan atau Bidang Taman lebih menyenangkan terletak,
Rawatan mereka atau Penanaman untuk kesenangan,
Dekat Mata Air atau dekat Aliran Air yang teduh [ 420 ]
Ia mencari mereka berdua, namun berharap kemungkinannya boleh menemukan
Hawa terpisah, ia berharap, namun bukan dengan harapan
Akan hal yang begitu jarang kemungkinannya, saat sesuai harapannya,
Di luar harapnya, Hawa terpisah diintainya,
Ditudungi dalam sebuah Awan Keharuman, dimana ia berdiri, [ 425 ]
Separuh terintai, begitu tebalnya Mawar Mawar berimbunan mengelilingi
Sekelilingnya berbinar, seringkali membungkuk untuk menopang
Tiap Bunga yang berbatang lembut, yang kepalanya walau semarak
Carnation, Ungu, Biru Langit, atau bertabur dengan Emas,
Bergantung membungkuk tanpa ditopang, mereka ditegakkannya [ 430 ]
Gemulai dengan tali Mirtle, sementara itu tanpa mempedulikan,
Dirinya, walau dirinya Bunga tak ditopang yang paling indah,
Dari penopang terbaiknya begitu jauh, dan badai begitu dekat.
Lebih dekat lagi ia mendekat, dan banyak jalan dijalurinya
Akan Rerimbunan termegah, Cedar, Pinus, atau Palem, [ 435 ]
Lalu bergulung dan lancang, sekarang bersembunyi, saat ini terlihat
Diantara Pepohonan Kecil dan Bunga Bungaan yang terjalin tebal
Menghiasi batas tiap Tepian, tangan Hawa:
Tempat yang lebih nikmat daripada Taman Taman itu yang dikirakan
Ataupun dari Adonis yang dibangkitkan, atau yang mahsyur [ 440 ]
Alcinous, tuan rumah bagi Anak si Laertes tua,
Atau yang itu, bukan Dongeng, dimana sang Raja Berhikmat
Mengadakan percintaan dengan Istri Mesirnya yang cantik.
Ia amat mengagumi Tempat itu, lebih lebih lagi Orangnya.
Seperti seseorang yang lama dalam Kota ramai berpenduduk terkungkung, [ 445 ]
Dimana Rumah Rumah padat dan Saluran Saluran Air mengganggu Udara,
Maju keluar pada suatu Pagi Musim Panas untuk menghirup
Diantara Desa Desa dan Peternakan Peternakan menyenangkan
Bersebelahan, dari setiap hal yang ditemui mengandung nikmat,
Bau Biji Bijian, atau Rumput yang dipangkas, atau Anak Lembu, [ 450 ]
Atau Susu, tiap pemandangan desa, tiap bunyi desa;
Jikalau kebetulan dengan langkah bagai Peri Hutan seorang Perawan cantik lewat,
Apa yang tampak lebih menyenangkan, sebab perempuan itu lebih menyenangkan,
Ia paling menyenangkan, dan dalam pandangannya terkumpul segala Nikmat.
Kesenangan demikian diambil sang Ular untuk memandang [ 455 ]
Petak Berbunga ini, tempat manis Hawa
Begitu pagi, begitu sendirian; wujud Sorgawinya
Bagai Malaikat, namun lebih lembut, dan Bersifat Kewanitaan,
Kepolosan anggunnya, setiap Pembawaannya
Akan gerak gerik maupun tindakan terkecil sekalipun mendahsyatkan [ 460 ]
Niat Jahat sang Ular, dan dengan takjub manis melucuti
Keganasannya akan niat ganas yang dibawanya:
Saat itu sang Jahat berdiri terpisah
Dari kejahatannya sendiri, dan selama itu tetap
Menjadi baik seperti bodoh, akan permusuhan terlucuti, [ 465 ]
Akan tipudaya, akan kebencian, akan dengki, akan balas dendam;
Namun Neraka panas yang selalu didalamnya membakar,
Walau di tengah Sorga, segera mengakhiri nikmatnya,
Dan sekarang lebih menyiksanya lagi, lebih dilihatnya
Kesenangan yang bukan untuknya ditetapkan: lalu segera [ 470 ]
Kebencian ganas diingatnya kembali, dan segala pikirannya
Akan kejahatan, sambil bergirang, demikian bangkit.
Pikiran pikiran, kemana telah kalian bawa aku, dengan manisnya
Paksaan demikian terbawa untuk melupakan
Apa yang telah membawa kita kesini, benci, bukan kasih, bukan juga harapan [ 475 ]
Akan Firdaus ganti Neraka, berharap disini untuk mengecap
Nikmat, malah segala nikmat untuk dihancurkan,
Kecuali apa yang ada dalam menghancurkan, sukacita lain
Bagiku telah hilang. Maka mari jangan kulewatkan
Kesempatan yang sekarang tersenyum, lihatlah sendirian [ 480 ]
Sang Perempuan, terbuka pada segala serangan,
Suaminya, sebab kulihat jauh sekeliling, tidak dekat disini,
Yang kecerdasannya yang lebih tinggi kujauhi,
Dan kekuatan, angkuh keberaniannya, dan anggota tubuhnya
Dibentuk bagai Pahlawan, walaupun dari tanah wujudnya, [ 485 ]
Seteru yang bukan tidak berbahaya, bebas dari segala luka,
Aku tidak demikian; sebanyak demikian telah Neraka merendahkan, dan kesakitan
Melemahkanku, dibandingkan dengan apa dulunya aku di Sorga.
Perempuan itu indah, indah ilahi, Cinta yang sesuai bagi Para illah,
Tidak menjerikan, walau kejerian ada dalam Cinta [ 490 ]
Dan kecantikan, yang tidak didekati oleh kebencian yang lebih kuat lagi,
Kebencianlah yang lebih kuat, dengan menunjukkan Cinta yang hebat dibuat buat,
Jalan yang menuju kehancurannya sekarang kuhendaki.
Demikian berkata sang Musuh Umat Manusia, terbungkus
Dalam Ular, Penghuni yang jahat, dan menuju Hawa [ 495 ]
Mengarahkan jalannya, bukan dengan gelombang berkelok,
Bungkuk diatas tanah, seperti sejak itu, namun atas bagian belakangnya,
Dasar melingkar lipatan lipatan yang naik, yang bagai menara
Lipatan diatas lipatan sebagai Lorong yang bangkit, Kepalanya
Memuncak jauh, dan bagai Karbunkel Matanya; [ 500 ]
Dengan Leher mengkilat mewah Keemasan, tegak
Diantara Gulungan Gulungannya yang melingkar, yang diatas rumput
Mengapung tidak bergerak: menyenangkan wujudnya,
Dan indah, tidak pernah sejak itu dari jenis Ular
Lebih indah, bukan yang di Illyria yang berubah [ 505 ]
Hermione dan Cadmus, atau sang Dewa
Di Epidaurus; bukan juga yang menjadinya berubah
Jove Orang Amon, atau Capitoline terlihat,
Ia bersama Olympias, ini yang bersamanya yang mengandung
Scipio yang agung dari Roma. Dengan jalur miring [ 510 ]
Pada mulanya, bagai seseorang yang mencari jalan masuk, namun takut
Mengganggu, dari samping ia mengusahakan jalannya.
Seperti ketika sebuah Kapal dibawa oleh Jurumudi yang handal
Dekat mulut Sungai atau Tepi Daratan, dimana Angin
Sering berhembus, sesering itu juga mengemudi, dan mengubah Layarnya; [ 515 ]
Demikian ia berubah ubah, dan akan Jalur lambannya
Menggulungkan banyak gulungan liar di mata Hawa,
Untuk menarik Matanya; perempuan itu sedang sibuk mendengar bunyi
Dedaunan yang bergemerisik, namun tidak diindahkannya, sebab terbiasa
Pada kelakuan sedemikian didepannya di seluruh Daratan, [ 520 ]
Dari setiap Hewan, yang lebih patuh pada panggilannya,
Lebih dari Penyihir Circa memanggil mereka yang diubahnya menjadi Ternak.
Ia lebih lantang sekarang, tanpa dipanggil berdiri dihadapan perempuan itu;
Namun bagaikan dengan pandangan mengagumi: Seringkali dibungkukkan
Kepalanya yang memuncak, dan Leher berkilat yang langsing, [ 525 ]
Menyanjung, dan menjilati tanah dimana perempuan itu berjalan.
Tingkah laku jinaknya yang lembut pada akhirnya menarik
Mata Hawa untuk menandai permainannya; ia senang
Akan perhatian dari perempuan itu yang didapatnya, dengan Lidah Ular
Sebagai alat, atau dorongan Udara hidup, [ 530 ]
Pencobaannya yang memperdayai demikian dimulai.
Tidak usah takjub, Nyonya berdaulat, jikalau mungkin
Engkau bisa, yang merupakan satu satunya Ketakjuban, lebih lagi mempersenjatai
Wajahmu, yang adalah Sorga kelembutan, dengan ketidaksukaan,
Sebab tidak menyenangi aku mendekatimu seperti ini, dan memandangmu [ 535 ]
Tanpa terpuaskan, aku sendirian seperti ini, tidak juga kutakut akan
Dahimu yang mengagumkan, lebih mengagumkan saat tenang.
Keserupaan Terindah dari Penciptamu Yang indah,
Engkau segala yang hidup memandangmu, segala sesuatu milikmu
Oleh hadiah, dan memuja Kecantikan Sorgawimu [ 540 ]
Dengan kenikmatan memandangnya, yang terbaik dipandang
Dimana dikagumi di seluruh semesta; namun disini
Dalam batas liar ini, diantara segala Hewan ini,
Para penonton yang kasar, dan dangkal untuk bisa mengenali
Setengah saja dari apa yang dalammu indah adanya, satu laki laki terkecuali, [ 545 ]
Siapa yang melihatmu? (dan apa artinya satu saja?) yang seharusnya dilihat
Seorang Dewi diantara Dewa Dewa, dipuja dan dilayani
Oleh Para Malaikat tak terhitung jumlahnya, Rombongan harianmu.
Demikian berbohong sang Pencoba, dan Pembukaannya dinadakan;
Kedalam Hati Hawa kata katanya mendapat jalan, [ 550 ]
Walau oleh suaranya amat takjub; pada akhirnya
Bukannya tidak terheran heran perempuan itu demikian berbicara menjawab.
Apa kiranya arti hal ini? Bahasa Manusia diucapkan
Dengan Lidah Hewan, dan perasaan manusia diungkapkan?
Yang pertama paling tidak kukira tidak diberikan [ 555 ]
Kepada Hewan, yang Allah pada Hari Penciptaan mereka
Menciptakannya bisu pada segala suara yang diungkapkan;
Akan yang terakhir aku memiliki keraguan, sebab dalam pandangan mereka
Ada akal budi, dan dalam segala tindak tanduk mereka seringkali muncul.
Engkau, Ular, hewan paling cerdik dari segalanya di darat [ 560 ]
Aku mengetahuinya, namun tidak dengan suara manusia dikaruniakan;
Gandakanlah mukjizat ini, dan katakan,
Bagaimana engkau bisa berbicara yang sebelumnya bisu, dan bagaimana
Kepadaku menjadi begitu bersahabat melebihi yang lainnya
Dari jenis hewani, yang sehari hari dalam pandanganku? [ 565 ]
Katakan, sebab keajaiban sedemikian meminta perhatian sepatutnya.
Kepadanya sang Pencoba penuh tipu daya demikian menjawab.
Maharani Dunia yang indah ini, Hawa yang penuh kemegahan ,
Mudah bagiku untuk memberitahukan padamu semuanya
Yang kauperintahkan dan benarlah bahwa engkau seharusnya ditaati: [ 570 ]
Aku pada mulanya sama seperti Hewan Hewan lain yang merumputi
Rerumputan yang diinjak injak, dengan segala pikiran yang tunduk dan rendah,
Sedemikian juga makananku, tidak juga mengenali apapun kecuali makanan
Atau Hubungan Intim, dan memahami tiada hal yang tinggi:
Hingga suatu hari saat menjelajahi daratan, aku kebetulan menemui [ 575 ]
Sebuah Pohon yang baik yang dari jauh kupandang
Dipenuhi dengan buah yang berwarna warni terindah bercampur,
Kemerahan dan Keemasan: Aku lebih mendekati untuk memandang;
Saat dari dahan dahannya suatu bau lezat terhembuskan,
Menyenangkan bagi selera, lebih menyenangkan lagi bagi inderaku, [ 580 ]
Daripada bau Susu atau Puting yang termanis sekalipun
Dari Domba Betina ataupun Kambing yang meneteskan Susu pada Sore Hari,
Yang belum dihisap Anak Domba atau Anak Kambing, yang sibuk bermain.
Untuk memuaskan hasrat tajam yang kumiliki
Untuk mengecap Apel Apel yang indah itu, kutetapkan diri [ 585 ]
Untuk tidak mundur; lapar dan haus sekaligus,
Pembujuk yang kuat, dikencangkan oleh keharuman
Buah yang menarik itu, mendorongku dengan amat sangat.
Disekeliling Batang berlumutnya segera kulilitkan diriku,
Sebab tinggi dari tanah cabang cabang yang mengharuskan [ 590 ]
Jangkauan terjauhmu atau Adam: Mengelilingi Pohon tersebut
Segala Hewan lain yang melihat, dengan hasrat serupa
Merindu dan mendengki berdiri, namun tidak sanggup menjangkau.
Ditengah Pohon yang sekarang terjangkau, dimana amat banyak bergantungan
Begitu dekat menggoda, untuk kupetik dan kumakan sepuasku [ 595 ]
Tidak kusisakan, sebab kesenangan sedemikian hingga jam itu
Di Tempat Makan ataupun Mata Air belum pernah kutemukan.
Akhirnya aku kenyang, sebelum lama aku boleh melihat
Perubahan aneh dalam diriku, secara bertahap
Akal Budi dalam Kemampuan dalamku, dan Bahasa [ 600 ]
Tidak lama kekurangan, walau tetap dalam wujud ini.
Segera akan Perkiraan Perkiraan tinggi maupun dalam
Kuarahkan pikiran pikiranku, dan dengan akal luas
Merenungkan segala hal yang tampak di Sorga,
Akan Bumi, atau Udara di Tengah, segala hal yang indah dan baik; [ 605 ]
Namun segala yang indah dan baik dalam Keilahian
Keserupaanmu, dan dalam Kecantikanmulah Sinar sorgawi
Kulihat bersatu; tiada Keindahan dibanding denganmu
Setara ataupun mendekati, yang mendorong
Aku demikian, walau mungkin mengganggu, untuk datang [ 610 ]
Dan memandang, dan menyembahmu yang sepantasnya dinyatakan
Berdaulat atas Segala Mahluk, Putri alam semesta.
Demikian berkata sang Ular licik kerasukan; dan Hawa
Lebih terheran heran lagi tanpa berhati hati demikian menjawab.
Ular, pujian berlebihanmu mengakibatkan dalam keraguan [ 615 ]
Kebaikan Buah tersebut, dalam dirimulah pertama kali dibuktikan:
Namun katakan, dimana tumbuhnya Pohon itu, dari sini berapa jauh?
Sebab banyak adanya Pepohonan Allah yang tumbuh
Dalam Firdaus, dan bermacam macam, namun belum diketahui
Oleh kami, dalam kelimpahan sedemikian terletak pilihan kami, [ 620 ]
Sebagaimana meninggalkan suatu simpanan lebih besar Buah belum tersentuh,
Masih bergantungan tanpa cemar, hingga manusia
Bertambah mencukupi persediaan bagi mereka, dan lebih banyak tangan
Membantu meringankan Alam akan Buah Kelahirannya.
Kepadanya sang Beludak licik, dengan bahagia dan senang. [ 625 ]
Maharani, jalannya siap, dan tidak lama,
Dibelakang sebaris Mirtle, diatas Tanah Datar,
Dekat sebuah Mata Air, melewati suatu Rerimbunan kecil
Mur dan Balsem yang berhembus; jikalau kauterima
Tuntunanku, aku boleh membawamu kesana dengan segera. [ 630 ]
Pimpinlah, kata Hawa. Ia memimpin dengan tangkas bergulung
Dalam gelutan, dan membuat yang rumit tampak langsung,
Tangkas ia kepada kejahatan. Harapan terangkat, dan sukacita
Menerangkan Kepalanya, sebagaimana ketika Api yang berkelana
Padat dari uap berminyak, yang oleh Malam Hari [ 635 ]
Memadatkannya, dan lingkungan dingin sekeliling,
Menyalakannya melalui gangguan menjadi suatu Nyala Api,
Yang seringkali, mereka katakan, sebagai suatu Roh jahat berkelana
Mengawang dan berkilat dengan Cahaya menipu,
Menyesatkan pengelana Malam yang terkagum kagum dari jalannya [ 640 ]
Menuju Rawa dan Lumpur, dan seringkali melalui Danau atau Genangan,
Disana tertelan dan terhilang, jauh dari pertolongan.
Demikianlah berkilatan sang Ular berbahaya, dan menuju tipudaya
Memimpin Hawa Ibu kita yang polos, menuju Pohon
Larangan, akar dari segala celaka kita; [ 645 ]
Yang ketika dilihtanya, demikian pada penuntunnya berkata.
Ular, kita boleh tidak datang ke sini,
Tidak berbuah bagiku, walau Buah disini berlebihan adanya,
Hasil dari kebaikannya yang terletak dalam dirimu,
Ajaib memang, jikalau merupakan penyebab hasil sedemikian. [ 650 ]
Namun dari Pohon ini kami tidak boleh mengecap atau menyentuhnya;
Allah memerintahkan demikian, dan membiarkan Perintah itu
Satu satunya Putri dari SuaraNya; sisanya, kami hidup
Sebagai Hukum bagi diri kami sendiri, Akal Budi kami adalah Hukum kami.
Kepadanya sang Pencoba dengan penuh tipu menjawab. [ 655 ]
Benarkah? Apakah Allah telah berfirman bahwa dari Buah
Segala Pepohonan di Taman ini kalian tidak boleh memakannya,
Namun dinyatakan sebagai Tuan dari semua yang ada di Udara dan Darat?
Kepadanya demikian Hawa masih belum berdosa. Akan Buah
Dari setiap Pohon di Taman ini kami boleh memakannya, [ 660 ]
Namun akan Buah Pohon yang indah ini ditengah tengah
Taman ini, Allah telah berfirman, janganlah kalian memakan
Darinya, jangan juga kalian menyentuhnya, agar kalian jangan mati.
Perempuan itu baru saja berkata, walau singkat, ketika sekarang lebih lantang
Sang Pencoba, namun dengan menunjukkan Giat dan Kasih [ 665 ]
Bagi Manusia, dan marah karena kerugiannya,
Memakaikan samaran baru, dan bagaikan tergerak oleh hasrat,
Berubah karena terganggu, namun menawan dan dalam tindak tanduknya
Ditinggikan, seolah olah akan memulai suatu perihal agung.
Seperti di zaman dahulu seorang Ahli Pidato terkemuka [ 670 ]
Di Athena atau Roma yang bebas, dimana Kefasihan
Tumbuh subur, dari membisu, hendak berkata tentang suatu tujuan besar,
Berdiri dalam dirinya sendiri pembawaannya, sementara tiap bagian,
Gerak Gerik, tiap tindak tanduk memenangkan pendengar sebelum lidahnya,
Terkadang langsung dimulai, sebab tiada penundaan [ 675 ]
Pembukaan mencegah Giatnya akan Keadilan.
Demikianlah sambil berdiri, bergerak, atau mencapai ketinggian bertumbuh
Sang Pencoba seluruhnya penuh hasrat demikian memulai.
Oh Tanaman Suci, Bijak, dan yang memberi Hikmat,
Ibu Ilmu Pengetahuan, Sekarang kuarasakan Kuasamu [ 680 ]
Dalam diriku dengan jelas, bukan hanya untuk mengenali
Segala hal dalam Penyebab mereka, namun untuk menjejaki jalan jalan
Oknum Oknum tertinggi, betapapun bijaknya dianggap.
Ratu Alam Semesta ini, janganlah mempercayai
Ancaman Maut yang ketat itu; kalian tidak akan Mati: [ 685 ]
Bagaiamana bisa? Oleh Buah itu? Ia memberi kalian Kehidupan
Menuju Pengetahuan, Demi Sang Pengancam, lihatlah aku,
Aku yang telah menyentuh dan mengecap, namun tetap hidup,
Dan hidup yang lebih sempurna telah kudapatkan daripada yang oleh Takdir
Memaksudkannya untukku, dengan mencoba lebih tinggi daripada Bagianku. [ 690 ]
Akankah itu tertutup bagi Manusia, yang bagi Hewan
Terbuka? Atau akankah Allah membangkitkan murkaNya
Oleh karena suatu Pelanggaran yang begitu sepele, dan tidak memuji
Malahan keunggulanmu yang tanpa takut, yang akan kesakitan
Maut kausangkal, apapun itu Maut, [ 695 ]
Tidak menjauh dari pencapaian apapun yang boleh memimpin
Kepada hidup lebih bahagia, pengetahuan akan Baik dan Jahat;
Akan yang baik, betapa adilnya? Akan yang jahat, jika yang merupakan kejahatan
Nyata adanya, mengapa tidak diketahui, sebab akan lebih mudah dijauhi?
Maka dari itu Allah tidak bisa menyakiti kalian, dan tetap adil; [ 700 ]
Tidak adil, bukan Allah; sebab tidak ditakuti, tidak juga dipatuhi:
Ketakutan kalian sendiri akan Maut menghilangkan ketakutan itu.
Mengapa hal ini dilarang? Mengapa selain untuk menakjubkan,
Mengapa selain untuk menahan kalian tetap rendah dan jahil,
Para penyembahNya; Dia mengetahui bahwa pada hari [ 705 ]
Kalian Memakan darinya, Mata kalian yang tampaknya begitu cerah,
Namun sebenarnya buram, akan dengan sempurna
Terbuka dan tercerahkan, dan kalian akan menjadi seperti Para illah,
Mengetahui yang Baik dan yang Jahat sebagaimana mereka mengetahuinya.
Bahwa kalian seharusnya menjadi allah, sebab aku sebagai Manusia, [ 710 ]
Manusia didalam, adalah sepatutnya oleh perbandingan,
Aku manusia hewani, kalian allah allah manusiawi.
Maka mungkin kalian akan mati, dengan menanggalkan
Manusia, untuk memakaikan allah, kematian yang diharapkan,
Walau diancamkan, yang tidak lebih buruk dari ini boleh dibawakan. [ 715 ]
Dan apakah Para illah itu sehingga Manusia tidak boleh menjadi
Seperti mereka, berbagi dalam makanan untuk allah?
Para illah ada pertama, dan keuntungan itu digunakan
Atas kepercayaan kita, bahwa semuanya dari mereka berasal;
Aku mempertanyakannya, sebab Bumi indah ini kulihat, [ 720 ]
Dihangatkan oleh Matahari, yang menghasilkan berbagai jenis,
Mereka tidak apapun: Jikalau mereka menghasilkan segala hal, yang mengurung
Pengetahuan akan yang Baik dan yang Jahat dalam Pohon ini,
Bahwa siapapun yang makan darinya, segera mencapai
Hikmat tanpa seizin mereka? Dan dimana terletak [ 725 ]
Pelanggaran, bahwa Manusia dengan demikian mencapai pengetahuan?
Bagaimana pengetahuanmu boleh menyakitiNya, atau Pohon ini
Memberi menentang kehendakNya jikalau semuanya milikNya?
Atau dengkikah, atau bisakah dengki berdiam
Dalam hati Sorgawi? Semua ini, semua ini dan banyak lagi [ 730 ]
Alasan menunjukkan keperluanmu akan Buah yang indah ini.
Dewi manusiawi, maka jangkaulah, dan kecaplah dengan bebas.
Ia berakhir, dan kata katanya penuh tipudaya
Kedalam hati perempuan itu memenangkan jalan masuk yang terlalu mudah:
Terpaku pada Buah itu dipandangnya, yang dilihat [ 735 ]
Sudah bisa menggoda, dan dalam telinganya suara
Masih bergema akan kata katanya yang membujuk, penuh mengandung
Akal Budi, tampaknya demikian bagi perempuan itu, dan dengan Kebenaran;
Sementara itu jam Siang Hari mendekat, dan membangunkan
Suatu selera yang berhasrat, dibangkitkan oleh bau [ 740 ]
Begitu lezat dari Buah itu, yang dengan hasrat,
Mudah dibujuk sekarang berkembang untuk menyentuh atau mengecap,
Memohon pada matanya yang merindu; namun pertama tama
Berhenti sebentar, demikian pada dirinya sendiri perempuan itu merenung.
Besar Kebaikanmu, tanpa ragu lagi, yang terbaik diantara Buah Buahan. [ 745 ]
Walau dijaga dari Manusia, dan pantas untuk dikagumi,
Yang kecapannya, terlalu lama ditahankan, pada tindakan pertama
Memberi kefasihan pada yang bisu, dan mengajari
Lidah yang tidak dibuat untuk Bahasa untuk menyatakan pujian bagimu:
Pujian bagimu juga oleh Dia yang melarang pemakaianmu, [ 750 ]
Tidak menyembunyikannya dari kami, menamaimu Pohon
Pengetahuan, pengetahuan akan yang baik dan yang jahat;
Melarang kami untuk mengecap, namun laranganNya
Lebih memujimu lagi, sementara menyatakan kebaikan
Yang disampaikan olehmu, dan kekurangan kami: [ 755 ]
Sebab kebaikan yang tidak dikenal, pastilah tidak dimiliki, atau dimiliki
Dan masih tetap tidak diketahui, sama seperti tidak dimiliki sama sekali.
Maka denga jelaslah, apa yang dilarangNya selain untuk mengetahui,
Melarang bagi kami kebaikan, melarang kami menjadi berhikmat?
Larangan sedemikian tidak mengikat. Namun jikalau Maut [ 760 ]
Mengikat kami dengan ikatan sesudahnya, maka keuntungan apa
Kebebasan dalam diri kami? Pada hari kami memakan
Dari Buah yang indah ini, hukuman kami ialah, kami akan mati.
Bagaimana matikah sang Ular? Ia telah makan dan hidup,
Dan mengetahui, dan berkata, dan bernalar, dan mengenali, [ 765 ]
Yang tidak bernalar hingga saat itu. Untuk kami sajakah
Kematian diciptakan? Atau bagi kami dilarangkan
Makanan kecerdasan ini, untuk hewan disimpankan?
Untuk Hewanlah tampaknya: namun satu Hewan itu yang pertama
Telah mengecap, tidak mendengki, namun membawa dengan sukacita [ 770 ]
Kebaikan yang menimpa dirinya, sebagai Wewenang yang tidak patut dicurigai,
Bersahabat pada manusia, jauh dari kepalsuan atau tipudaya.
Maka apa yang kutakutkan, malah tahu apa yang harus ditakuti
Dibawah ketidaktahuan akan yang baik dan yang Jahat ini,
Akan Allah atau Maut, akan Hukum atau Hukuman? [ 775 ]
Disini tumbuh Obat untuk semuanya, Buah Ilahi ini,
Indah bagi mata, mengundang bagi Kecapan,
Dengan kebaikan untuk menghikmatkan: Maka apa yang menghalangi
Untuk menjangkau, dan memberi makan baik Tubuh maupun Akal sekaligus?
Demikian katanya, tangannya yang gegabah pada jam jahat itu [ 780 ]
Maju meraih Buah itu, perempuan itu memetiknya, ia memakannya:
Bumi merasakan luka tersebut, dan Alam dari kedudukannya
Berkesah melalui segala Karyanya memberi tanda celaka,
Bahwa semuanya terhilang. Kembali ke Rerimbunan merayap
Sang Ular yang bersalah, dan memang sebaiknya, sebab Hawa [ 785 ]
Hendak sepenuhnya pada kecapannya, tiada yang lain
Diindahkannya, nikmat sedemikian hingga saat itu, seolah oleh tampaknya,
Dalam Buah tidak pernah ia kecap, apakah benar
Atau dikhayalkannya demikian, melalui harapan tinggi
Akan pengetahuan, tidak juga Keallahan dari pikirannya. [ 790 ]
Dengan tamak perempuan itu menyantap tanpa mengendalikan diri,
Dan tidak tahu sedang memakan Maut: Kenyang pada akhirnya,
Dan menjadi ringan seolah olah oleh Anggur, senang dan gembira,
Demikian pada dirinya sendiri ia dengan senang memulai.
Oh Berdaulat, unggul, berharga diantara semua Pepohonan [ 795 ]
Di Firdaus, akan pekerjaan diberkati
Membawa Hikmat, yang karenanya disembunyikan, difitnah,
Dan Buah indahmu dibiarkan bergantung, seolah olah tanpa tujuan
Diciptakan; namun sejak saat ini rawatanku paling awal,
Bukan tanpa Nyanyian, tiap Pagi, dan pujian sepantasnya [ 800 ]
Akan merawatmu, dan beban suburmu kuringankan
Dari cabang cabangmu yang penuh ditawarkan bebas bagi semua;
Hingga karena diberi makan olehmu aku tumbuh dewasa
Dalam pengetahuan, seperti Para illah yang mengetahui segala hal;
Walau mendengki yang lain apa yang tidak bisa mereka berikan; [ 805 ]
Sebab jikalau hadiah ini milik mereka, bukanlah disini
Demikian tumbuh. Pengalaman, selanjutnya padamu aku berhutang,
Penuntun terbaik; tanpa mengikutimu, aku tetap
Dalam ketidaktahuan, engkau membuka jalan Hikmat,
Dan memberi jalan masuk, walau dengan diam diam ia undur. [ 810 ]
Dan mungkin aku tersembunyi; Sorga itu tinggi,
Tinggi dan jauh untuk melihat dari sana dengan jelas
Tiap hal diatas Bumi; dan tugas lain mungkin
Boleh jadi telah mengalihkan dari penjagaan terus menerus
Pelarang kami yang agung, Yang aman dengan semua Mata MataNya [ 815 ]
Di sekelilingNya. Namun kepada Adam dalam penampilan apa
Aku akan muncul? Akankah padanya kuberitahukan
Perubahanku sejauh ini, dan memberi kepadanya untuk berbagi
Kebahagiaan sepenuhnya denganku, atau lebih baik tidak,
Namun menjaga kelebihan Pengetahuan dalam kuasaku [ 820 ]
Tanpa Rekan Bersama? Dengan demikian untuk menambah pada apa yang kurang
Dalam Diri Wanita, lebih lagi untuk menarik Cintanya,
Dan membuatku lebih setara, dan mungkin,
Suatu hal yang bukan tidak dikehendaki, terkadang
Lebih unggul: sebab lebih rendah siapakah yang bebas? [ 825 ]
Ini boleh jadi baik: namun bagaimana jikalau Allah telah melihat
Dan Maut hasilnya? Maka aku akan tiada,
Dan Adam dinikahkan pada seorang Hawa yang lain,
Akan hidup bersamanya menikmati, aku musnah;
Suatu kematian untuk dipikirkan. Maka dengan teguh aku menetapkan diri, [ 830 ]
Adam akan berbagi denganku dalam bahagia maupun celaka:
Demikian sayangnya kucintai ia, sehingga bersamanya segala kematian
Boleh kutanggung, tanpanya tiada menghidupi hidup.
Demikian katanya, dari Pohon itu perempuan itu mengalihkan langkahnya,
Namun lebih dahulu Sembah rendah dilakukan, seolah olah pada kuasa [ 835 ]
Yang berdiam didalam, yang kehadirannya telah meresapkan
Kedalam tanaman itu getah kebijakan, yang didapatkan
Dari Sari Bunga, minuman Para illah. Adam sementara itu
Menunggu penuh hasrat kembalinya perempuan itu, telah merangkai
Dari Bunga Bungaan terpilih sebuah Rangkaian Bunga untuk menghiasi [ 840 ]
Untaian Untaian Rambutnya, dan memahkotai kerja pedesaannya,
Sebagaimana Penuai Penuai seringkali melakukannya pada Ratu Panen mereka.
Sukacita besar dijanjikannya pada pikiran pikirannya, dan baru
Hiburan dalam kembalinya perempuan itu, yang telah begitu lama tertunda;
Namun seringkali hatinya, meramalkan sesuatu yang buruk, [ 845 ]
Mencemaskannya; sang laki laki merasakan sikap keraguan itu;
Dan maju pergi untuk menemui perempuan itu, jalan yang diambil sang perempuan
Pagi itu saat pertama mereka berpisah; dekat Pohon
Pengetahuan sang laki laki harus lewat, disana ia menemui perempuan itu,
Baru saja dari Pohon itu kembali; di tangannya [ 850 ]
Seikat buah terindah yang tersenyum keemasan,
Baru saja dikumpulkan, dan meresapkan bau ambrosia.
Menuju sang laki laki perempuan itu bergegas, di wajahnya alasan
Datang sebagai Pendahuluan, dan mendorong Permintaan Maaf,
Yang dengan kata kata hambar sekehendaknya ia menyapa demikian. [ 855 ]
Tidakkah engkau heran, Adam, karena tinggalnya aku?
Aku telah merindukanmu, dan merasakannya lama, terputus
Dari kehadiranmu, sengsara cinta yang hingga saat ini
Tak pernah terasa, tidak juga akan dua kali, sebab tak akan pernah lagi
Aku bermaksud mencobanya, apa yang dengan gegabah belum dicoba kucari, [ 860 ]
Sakitnya kehilangan dari pandanganmu. Namun aneh
Penyebabnya, dan ajaib untuk didengar:
Pohon ini tidak seperti yang diberitahukan pada kita, sebuah Pohon
Kecapan bahaya, tidak juga menuju kejahatan yang tak dikenal
Membuka jalannya, namun akan akibat Ilahi [ 865 ]
Untuk membuka Mata, dan mengubah mereka yang mengecap menjadi allah;
Dan telah dikecap demikian: sang Ular yang bijak,
Atau tidak dikekang seperti kita, atau tidak mematuhi,
Telah memakan dari buah tersebut, dan telah menjadi,
Tidak mati, sebagaimana kita diancam, namun sejak itu [ 870 ]
Diberikan suara manusia dan indera manusia,
Bernalar dengan mengagumkan, dan denganku
Membujuk dengan demikian telah menang, bahwa aku
Juga telah mengecap, dan telah menemukan juga
Akibatnya yang berkaitan, lebih terbuka Mataku [ 875 ]
Yang sebelumnya buram, Roh yang teguh, Hati yang lebih luas,
Dan bertumbuh menuju Keallahan; yang untukmu
Terutama kucari, tanpamu boleh kuhinakan.
Sebab kebahagiaan, jikalau engkau mengambil bagian, bagiku adalah kebahagiaan,
Melelahkan, tanpa dibagi bersamamu, dan segera menjadi memuakkan. [ 880 ]
Maka engkau juga kecaplah, agar Bagian setara
Boleh menggabungkan kita, Sukacita setara, sebagaimana Cinta setara;
Agar jangan engkau tanpa mengecap, derajat berbeda
Memisahkan kita, dan lalu aku sudah terlambat melepaskan
Keilahian bagimu, ketika Takdir tidak akan mengizinkannya. [ 885 ]
Demikianlah Hawa dengan Wajah girang menceritakan ceritanya;
Namun di Pipinya keresahan merona berbinar.
Di sisi lain, Adam, begitu didengarnya
Akan Pelanggaran mematikan yang dilakukan oleh Hawa, terheran,
Terkejut ia berdiri dan Diam, Sementara kengerian beku [ 890 ]
Berlarian melalui nadinya, dan seluruh sendinya longgar;
Dari tangannya yang lemas Rangkaian Bunga yang dirangkai untuk Hawa
Jatuh turun, dan semua Mawarnya yang layu pun rontok:
Tanpa bisa berkata ia berdiri dan pucat, hingga pada akhirnya
Lebih dulu pada dirinya sendiri memecahkan kesunyian dalam. [ 895 ]
Oh yang terindah dari Ciptaan, terakhir dan terbaik
Dari segala karya Allah, Mahluk yang didalammu unggul
Apapun yang bisa bagi pandangan maupun pikiran membentuknya,
Suci, ilahi, baik, ramah, atau manis!
Betapa engkau terhilang, betapa oleh kehilangan tiba tiba, [ 900 ]
Ternoda, terpetik, dan sekarang pada Maut terserahkan?
Malah bagaimana engkau menyerah untuk melanggar
Larangan ketat itu, bagaimana melanggar
Buah suci yang terlarang! Suatu tipudaya terkutuk
Dari Musuh telah memperdayakanmu, namun masih belum diketahui, [ 905 ]
Dan aku bersamamu telah hancur, sebab bersamamulah
Pasti ketetapan diriku untuk Mati;
Bagaimana aku bisa hidup tanpamu, bagaimana kehilangan
Perbincangan manis dan Cintamu yang begitu tersayang bersama,
Untuk hidup lagi di Hutan Hutan liar ini dengan sedih? [ 910 ]
Akankah Allah menciptakan seorang Hawa yang lain, dan aku
Menyerahkan sebuah Rusuk lainnya, namun kehilangan akanmu
Tidak akan pernah bisa dari hatiku; tidak tidak, aku merasakan
Ikatan Alam menarikku: Daging dari Dagingku,
Tulang dari Tulangkulah engkau, dan dari Keadaanmu [ 915 ]
Keadaanku tak akan pernah terpisah, bahagia maupun celaka.
Setelah berkata demikian, seperti seseorang yang dari kekecewaan sedih
Terhibur kembali, dan pikiran pikiran sesudahnya terganggu
Menyerah pada apa yang tampaknya tidak tersembuhkan,
Demikian dengan hati tenang Kata Katanya pada Hawa ditujukan. [ 920 ]
Perbuatan lancang telah kaulakukan, Hawa petualang
Dan marabahaya besar kauundang, yang telah berani
Jikalau semata mata diinginkan oleh Mata
Buah suci itu, suci hingga dilarang,
Lebih lebih lagi mengecapnya yang dilarang untuk disentuh. [ 925 ]
Namun yang berlalu siapa bisa menariknya, atau yang telah dilakukan dibatalkan?
Bukan Allah Mahakuasa, bukan juga Takdir, namun demikianpun
Mungkin engkau tidak akan Mati, mungkin Kenyataannya
Tidak begitu menakutkan sekarang, Buah yang telah dikecap sebelumnya,
Pertama dilanggar oleh sang Ular, olehnya pertama [ 930 ]
Dibuat menjadi umum dan tahir sebelum kita kecap;
Belum juga atasnya didapati mematikan, ia masih hidup,
Hidup, seperti yang kaukatakan, dan mendapat hidup seperti Manusia
Derajat Kehidupan yang lebih tinggi, dorongan kuat
Bagi kita, sama mungkinnya dengan mengecap untuk mencapai [ 935 ]
Kenaikan sebanding, yang tidak bisa
Bukan namun menjadi allah, atau Malaikat Setengah allah.
Tidak bisa juga kurasa bahwa Allah, Pencipta bijak,
Walau mengancam, akan dengan sungguh menghancurkan
Kita MahlukNya yang utama, dihormati begitu tinggi, [ 940 ]
Ditaruh diatas segala KaryaNya, yang dalam Kejatuhan kita,
Sebab bagi kita diciptakan, harus bersama kita gagal juga,
Diciptakan bergantung; maka Allah akan memusnahkan,
Menjadi gagal, melakukan, membatalkan, dan kehilangan hasil kerjaNya,
Tidak terpikir baik oleh Allah, Yang walau Kuasanya [ 945 ]
Sanggup mengulangi Penciptaan, namun akan benci
Memusnahkan kita, agar jangan sang Musuh
Berkemenangan dan berkata; Goyah Keadaan mereka yang Allah
Paling Berkenan atasnya, siapa yang sanggup menyenangkanNya lama; aku dulu
DihancurkanNya, sekarang Umat Manusia; siapa yang selanjutnya olehNya? [ 950 ]
Bahan celaan, yang tidak boleh diberi pada sang Seteru,
Namun aku bersamamu telah menetapkan Bagianku,
Sudah pasti menjalani hukuman serupa, jikalau Maut
Berpasangan denganmu, Maut bagiku bagai Kehidupan;
Begitu kuatnya kurasakan dalam hatiku [ 955 ]
Ikatan Alam menarikku kepada milikku sendiri,
Milikku dalam dirimu, sebab apa engkau adanya adalah milikku;
Keadaan kita tidak bisa terpisahkan, kita adalah satu,
Satu Daging; kehilanganmu adalah kehilangan diriku sendiri.
Demikianlah Adam, dan demikian pula Hawa kepadanya menjawab. [ 960 ]
Oh ujian mulia akan Cinta yang amat sangat,
Bukti yang agung, contoh yang tinggi!
Mendorongku untuk mencontoh, namun kurang
Dari kesempurnaanmu, bagaimana akan kucapai,
Adam, yang dari sisi tersayangmu aku berbangga telah muncul, [ 965 ]
Dan dengan senang akan Persatuan kita aku mendengarmu berbicara,
Satu Hari, satu Jiwa dalam diri kita berdua; akan hal itu bukti baik
Hari ini mendapatkannya, menyatakan dirimu ditetapkan,
Daripada oleh Maut atau apapun yang lebih menakutkan daripada Maut
Nantinya memisahkan kita, yang terikat dalam Cinta yang begitu tersayang, [ 970 ]
Untuk menjalani bersamaku satu Kesalahan, satu Pelanggaran,
Jikalau memang ada, karena mengecap Buah indah ini,
Yang kebaikannya, sebab dari yang baik tetap keluar yang baik,
Dengan langsung, atau secara kebetulan telah menyatakan
Ujian berbahagia ini akan Cintamu, yang jikalau tidak [ 975 ]
Begitu menonjolnya tak akan pernah diketahui.
Jikalau kukira bahwa Maut yang diancamkan akan dihasilkan
Perbuatanku ini, aku akan menanggung sendirian
Yang terburuk, dan tidak membujukmu, lebih baik mati
Ditinggalkan, daripada melibatkanmu dengan sebuah perbuatan [ 980 ]
Yang berbahaya bagi Damai Sejahteramu, terutama diyakinkan
Dengan luar biasa baru baru ini akan dirimu begitu setia,
Cinta yang begitu setia tak tertandingi; namun kurasakan
Jauh berbalikan akibatnya, bukan Maut, namun Kehidupan
Ditingkatkan, Mata yang terbuka, Harapan baru, Sukacita baru, [ 985 ]
Kecapan yang begitu Ilahi, sehingga apapun yang manis sebelumnya
Yang telah menyentuh inderaku, hambar tampaknya dibanding ini, dan keras.
Atas pengalamanku, Adam, kecaplah dengan bebas,
Dan ketakutan akan Maut lemparkan ke Angin.
Demikian berkata, perempuan itu memeluk laki laki itu, dan oleh sukacita [ 990 ]
Menangis dengan lembut, begitu dimenangkannya sebab laki laki itu karena Cintanya
Telah begitu dimuliakan, sebab dengan pilihan untuk menyebabkan
Ketidaksenangan Ilahi demi sang perempuan, atau Maut.
Sebagai balasan (sebab penurutan buruk demikian
Paling pantas mendapat balasan sedemikian) dari cabang tersebut [ 995 ]
Perempuan itu memberi laki laki itu Buah menarik yang indah
Dengan tangan pemurah: laki laki itu tidak berjaga jaga memakan
Melawan pengetahuannya yang lebih baik, bukannya tertipu,
Namun dengan bodoh ditaklukkan oleh pesona Wanita.
Bumi bergoncang dari perutnya, seolah olah lagi [ 1000 ]
Dalam degupan, dan Alam mengeluarkan erangan kedua,
Langit menggelap, dan menggumamkan Halilintar, beberapa tetes sedih
Ditangiskan sebab dilengkapinya Dosa mematikan tersebut
Yang Asal; sementara Adam tidak berpikir lagi,
Memakan sepuasnya, tidak juga Hawa untuk mengulangi [ 1005 ]
Pelanggaran sebelumnya menjadi takut, malah lebih lagi untuk menentramkan
Laki laki itu dengan penemanannya yang tercinta, hingga sekarang
Bagaikan dengan Anggur baru keduanya menjadi mabuk
Mereka berenang dalam kegirangan, dan mengkhayal bahwa mereka merasakan
Keilahian dalam diri mereka menghasilkan sayap [ 1010 ]
Yang dengannya untuk menghinakan Bumi: namun Buah palsu itu
Akibat yang lebih jauh lagi dulu ditampilkan,
Menyalakan gairah kedagingan, laki laki itu kepada Hawa
Mulai melemparkan Pandangan bernafsu, perempuan itu kepadanya
Dibalasnya dengan seliar itu juga; dalam Nafsu mereka terbakar: [ 1015 ]
Hingga Adam demikian mulai menggerakkan Hawa pada percintaan,
Hawa, sekarang kulihat bahwa engkau tepat berselera,
dan anggun, akan Kebijaksanaan tidak sedikit bagianmu,
Sebab pada tiap rasa yang berarti kita nyatakan,
Dan Lidah kita menyebutnya dinilai baik; aku akan pujian [ 1020 ]
Memberikannya padamu, dengan begitu baik hari ini telah kausediakan.
Banyak nikmat yang telah hilang bagi kita, sementara kita menahan diri
Dari Buah menyenangkan ini, tidak juga dikenal hingga saat ini
Kepuasan sejati, dengan mengecap; jikalau kesenangan sedemikian ada
Dalam hal hal yang dilarangkan bagi kita, ia boleh dihasratkan, [ 1025 ]
Sebab satu Pohon ini telah dilarang bagi sepuluh.
Namun mari, setelah begitu disegarkan, sekarang mari kita bermain,
Sebagaimana sepantasnya, setelah Santapan yang begitu lezat;
Sebab tidak pernah Kecantikanmu sejak hari itu
Aku pertama melihatmu dan menikahimu, dihiasi [ 1030 ]
Dengan segala kesempurnaan, begitu menyalakan inderaku
Dengan gairah untuk menikmatimu, lebih indah lagi sekarang
Daripada yang pernah sebelumnya, berkat dari Pohon yang penuh kebaikan ini.
Demikian katanya, dan tidak menahan lirikan atau permainan
Dengan maksud asmara, dengan baik dimengerti [ 1035 ]
Oleh Hawa, yang Matanya menembakkan Api yang menjalar.
Tangan perempuan itu digenggamnya, dan menuju ke sebuah tepian teduh,
Rimbun diatasnya dengan atap hijau ternaungi
Ia menuntun perempuan itu yang tidak menolak; Bunga Bungaan sebagai Ranjang,
Pansy, dan Violet, dan Asfodel, [ 1040 ]
Dan Hyacinth, pangkuan Bumi yang paling lembut dan paling segar.
Disanalah mereka kepuasan Cinta dan permainan Cinta mereka
Sebagian besar dilakukan, akan kesalahan bersama mereka sebagai Materai,
Penghiburan bagi dosa mereka, hingga lelap berembun
Menindas mereka, yang telah capai oleh permainan asmara mereka. [ 1045 ]
Segera sesudah daya Buah palsu itu,
Yang dengan hawa menggirangkan yang nikmat
Telah bermain atas semangat mereka, dan kuasa terdalam mereka
Dibuatnya sesat, sekarang dihembus keluar, dan lelap yang lebih berat
Dihasilkan dari uap yang tidak alami, dengan mimpi yang bersalah [ 1050 ]
Dibebani, sekarang telah meninggalkan mereka, naik mereka bangkit
Seolah olah dari kegelisahan, dan menatap satu sama lain,
Segera mendapati Mata mereka betapa terbuka, dan akal mereka
Betapa digelapkan; ketidakberdosaan, yang sebagai sebuah tudung
Telah menaungi mereka dari mengenal kejahatan, telah hilang, [ 1055 ]
Keyakinan sepatutnya, dan kebenaran asal
Dan kehormatan dari sekeliling mereka, telanjang ditinggalkan
Oleh aib bersalah laki laki itu ditutupi, namun Bajunya
Lebih terbuka lagi, demikian, demikian bangkit Orang Dan yang kuat itu
Simson bagaikan Herkules dari pangkuan Pelacur [ 1060 ]
Dalilah Orang Filistin, dan terjaga
Gundul akan segala kekuatannya, Mereka miskin dan telanjang
Akan segala kebaikan mereka: terdiam, dan di wajah mereka
Terkejut lama mereka duduk, seolah olah terpukul bisu,
Hingga Adam, walau tidak kurang malunya dari Hawa, [ 1065 ]
Akhirnya mengucapkan kata kata yang tertahan ini.
Oh Hawa, dalam jam yang jahat kau mendengar
Pada Ulat palsu itu, yang oleh siapapun diajari
Suara Manusia tiruan, sejati dalam Kejatuhan kita,
Palsu dalam Kenaikan kita yang dijanjikan; sebab Mata kita [ 1070 ]
Terbuka memang kita dapati, dan mendapati kita mengetahui
Baik yang Baik maupun yang Jahat, Kebaikan terhilang, dan Kejahatan didapat,
Buah jahat Pengetahuan, jikalau inilah mengetahui,
Yang membuat kita telanjang seperti ini, akan Kehormatan kosong,
Akan Kepolosan, akan Iman, akan Kemurnian, [ 1075 ]
Hiasan kita yang sepantasnya sekarang rusak dan tercemar,
Dan di Wajah kita nyata tanda tanda
Kesadaran akan kesalahan hina; dimana kejahatan tersimpan;
Bahkan aib, terakhir diantara segala kejahatan; akan yang pertama
Yakinlah. Bagaimana aku bisa memandang wajah [ 1080 ]
Allah atau Malaikat sejak saat ini, sebelumnya dengan sukacita
Dan pengangkatan begitu sering memandangnya? Wujud wujud sorgawi itu
Sekarang akan menyilaukan wujud bumi ini, dengan kilatan mereka
Terang tak tertahankan. Oh seandainya aku disini
Dalam kesendirian hidup liar, di suatu tanah [ 1085 ]
Tersamar, dimana Hutan tertinggi tak tertembus
Oleh Bintang atau cahaya Matahari, menyebarkan teduhan mereka lebar,
Dan coklat bagaikan Sore Hari: Tutupi aku kalian Pepohonan Pinus,
Kalian Pepohonan Cedar, dengan dahan dahan tak terhitung
Sembunyikan aku, dimana aku boleh tidak pernah melihat mereka lagi. [ 1090 ]
Namun marilah kita sekarang, sebab dalam kesusahan buruk, merancang
Apa yang terbaik boleh untuk saat ini dipakai menyembunyikan
Bagian kita dari satu sama lain, yang tampaknya paling
Aib memalukan, dan amat tidak pantas terlihat,
Suatu Pohon yang Dedaunan mulus lebarnya dijalinkan bersama, [ 1095 ]
Dan melingkari pinggang kita, boleh menutupi sekeliling
Bagian tengah itu, agar pendatang baru ini, Aib,
Tidak duduk disana, dan menghardik kita cemar.
Demikian ia menasehati, dan keduanya bersama pergi
Kedalam Hutan terimbun, disana segera mereka memilih [ 1100 ]
Pohon Ara, bukan jenis itu yang Buahnya tersohor,
Namun seperti yang hingga hari ini bagi Orang Orang India dikenal
Di Malabar atau Decan yang membentangkan Lengannya
Bercabang begitu lebar dan panjang, hingga di tanah
Dahan Dahannya yang membengkok mengakar, dan Putri Putrinya tumbuh [ 1105 ]
Disekeliling Pohon Induk, suatu teduhan Bagai Tiang
Tinggi menjangkau, dan menggemakan Jalan Jalan diantaranya;
Disana seringkali Penggembala Penggembala India yang menjauhi panas
Berlindung dalam sejuk, dan menjaga Kawanan Ternaknya yang merumput
Di Lubang yang dipangkas melalui teduhan terimbun: Dedaunan tersebut [ 1110 ]
Mereka kumpukan, lebar bagaikan Perisai Orang Amazon,
Dan dengan keahlian apa yang mereka miliki, bersama menjalinnya,
Untuk melingkari pinggang mereka, Penutup sia sia jika untuk menyembunyikan
Kesalahan dan aib yang mereka takuti; Oh betapa tidak seperti
Kemuliaan telanjang yang semula itu. Seperti itulah baru baru ini [ 1115 ]
Columbus menemukan Orang Orang Amerika demikian berikat pinggang
Dengan Kain Berwarna berhias bulu, selain itu telanjang dan liar
Diantara Pepohonan di Pulau Pulau dan Pantai Pantai berhutan.
Demikian terjaga, dan seperti mereka kira, aib mereka sebagian
Tertutupi, namun tidak tenteram atau damai Pikiran mereka, [ 1120 ]
Mereka duduk untuk meratap, bukan juga Airmata satu satunya
Menghujani Mata mereka, namun Angin tinggi lebih buruk didalam
Mulai bangkit, Hasrat tinggi, Kemarahan, Kebencian,
Ketidakpercayaan, Kecurigaan, Pertentangan, dan mengguncang berat
Keadaan Pikiran mereka didalam, Wilayah yang dulunya tenang [ 1125 ]
Dan penuh Damai, sekarang terombang ambing dan kacau balau:
Sebab Pengertian tidak memerintah, dan Kehendak
Tidak mendengar kisahnya, sekarang keduanya dalam penaklukan
Pada Hawa Nafsu yang bergairah, yang dari bawah
Merampas atas Akal Budi yang berdaulat dan menyatakan [ 1130 ]
Kendali unggul: Dari hati yang begitu galau,
Adam, terasing dalam pandangan dan berubah diam,
Kata kata sambung menyambung demikian kepada Hawa diperbaharui.
Seandainya engkau mendengar pada kata kataku, dan tetap
Bersamaku, sebagaimana kumohon padamu, ketika asing [ 1135 ]
Gairah untuk berkelana pada Pagi yang tidak berbahagia ini,
Aku tidak tahu darimana merasukmu; kita pastilah
Tetap bahagia, bukan seperti sekarang, terampas
Akan segala kebaikan kita, terhina, telanjang, sengsara.
Sejak ini jangan ada yang mencari sebab yang tidak diperlukan membuktikan [ 1140 ]
Kesetiaan yang mereka miliki; ketika dengan ingin mereka mencari
Bukti sedemikian, menyimpulkannya, lalu mereka mulai gagal.
Kepadanya segera tergerak oleh sentuhan kesalahan demikian Hawa.
Kata kata apa yang melalui Bibirmu, Adam keras,
Apakah engkau menimpakannya pada asalku, atau kehendak [ 1145 ]
Untuk berkelana, sebagaimana kausebutnya, yang siapa tahu
Sama buruknya boleh terjadi ketika engkau berada dekat,
Atau pada dirimu sendiri mungkin: jika engkau ada disana,
Atau disini pencobaan tersebut, engkau tidak mungkin bisa mengenali
Tipudaya dalam sang Ular, yang berbicara sebagaimana ia berbicara; [ 1150 ]
Tiada sebab perseteruan antara kami yang kuketahui,
Mengapa ia hendak berniat jahat atasku, atau hendak membahayakan.
Seharusnyakah aku tidak pernah berpisah dari sisimu?
Sebaiknyalah aku tumbuh disana sebagai Rusuk tanpa kehidupan.
Sebagaimana aku adanya, mengapa tidak engkau sebagai Kepala [ 1155 ]
Memerintahkanku dengan mutlak untuk tidak pergi,
Pergi kedalam bahaya sedemikian seperti katamu?
Terlalu lemahlah engkau yang tidak banyak mengatur,
Tidak, malah mengizinkan, menyetujui, dan melepaskan dengan lembut.
Jikalau engkau teguh dan kokoh dalam perbantahanmu, [ 1160 ]
Tidak akan aku melanggar, tidak juga engkau bersamaku.
Kepadanya pertama kali dengan marah Adam menjawab,
Inikah Cinta, inikah balasan
Akan Cintaku kepadamu, Hawa yang tidak berterima kasih, yang terungkap
Tanpa berubah ketika engkau terhilang, bukan aku, [ 1165 ]
Yang boleh saja hidup dan bersukacita dalam kebahagiaan abadi,
Namun dengan bersedia malah memilih Maut bersamamu:
Dan sekarang aku kauhardikkah, sebagai penyebab
Pelanggaranmu? Tidak cukup keras,
Tampaknya, untuk menahanmu: aku bisa apa lagi? [ 1170 ]
Aku memperingatkanmu, aku menasehatimu, memberitahu sebelumnya
Bahaya, dan Musuh yang berkeliaran
Yang terbaring menunggu; diluar ini paksaan,
Dan paksaan atas Kehendak bebas tiada memiliki tempat.
Namun keyakinan mendorongmu terus, dengan pasti [ 1175 ]
Tidak menemui bahaya apapun, atau untuk menemukan
Hal hal ujian yang penuh kemuliaan; dan mungkin
Aku juga bersalah dalam hal terlalu mengagumi
Apa yang tampaknya dalammu begitu sempurna, hingga kukira
Tiada yang jahat berani mencobaimu, namun aku menyesali [ 1180 ]
Kesalahan itu sekarang, yang telah menjadi kejahatanku,
Dan engkau pendakwaku. Demikianlah akan menimpa
Ia yang terlalu percaya pada harga Perempuan
Membiarkan Kehendak perempuan memerintah; batas tidak akan diindahkannya,
Dan dibiarkan dirinya sendiri, jika kejahatan dari sana hasilnya, [ 1185 ]
Perempuan akan lebih dulu menuduh kemurahan lemahnya.
Demikianlah mereka dalam tuduhan satu sama lain menghabiskan
Jam jam tanpa hasil, namun tidak satupun dari mereka menghukum diri sendiri,
Dan akan pertandingan sia sia mereka tampaknya tiada akhir.

Akhir Buku Kesembilan.

No comments: